Tenaga Pendidik Dilatih Tangkal Radikalisme dan Terorisme

RADIKALISME
BERPOSE: (dua dari kiri ke kanan) Ketua Panitia Muhaimin, TGH Hasanain Djuaini, Kasubdit Pengawasan BNPT Moc. Chairil Anwar, Ketua FKPT NTB H. Lalu Syafi’i berfoto bersama dengan panitia penyelenggara. (IST/RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTB menggelar seminar dan pelatihan kepada puluhan kepala sekolah dan guru untuk menangkal dan mencegah masuknya radikalisme dan terorisme ke sekolah. Kegiatan digelar di Hotel Aruna Senggigi, Kamis (11/7) kemarin.

Dalam sambutannya, Kepala FKPT NTB, H. Lalu Syafi’i mengatakan, radikalisme dan terorisme itu sangat berbahaya karena berani mati untuk mengejar tujuannya.

Saat ini, penyebaran paham itu sudah mulai mengarah ke anak muda, mendekati anak-anak sekolah. Mereka dianggap lebih mudah untuk dicuci otaknya. Kalau sudah bisa dicuci otaknya, maka butuh waktu lama untuk mengembalikan ke pemahaman yang benar. “Cara mereka halus. Kita tidak tahu kalau mereka tinggal di kampung kita. Saat ditangkap baru kita tahu,” terang Syafi’i pada acara bertema “Integrasi Nilai-Nilai Agama dan Budaya di Sekolah dalam Menumbuhkan Harmoni Kebangsaan” ini.

Mereka ini lanjut Syafi’i agak kesulitan memengaruhi anak pesantren yang pemahaman agamanya bagus. Mereka akhirnya lebih mengarah kepada pelajar di sekolah umum, baik SMP maupun SMA. Jika misalnya kepala sekolah atau guru menemukan ada ciri-ciri anak didik berkelakuan seperti itu, maka diharapkan didekati untuk diberikan pemahaman yang benar.

Ciri-cirinya antara lain, ia merasa kelompoknya paling baik. Yang lain dianggap thogut. “Oleh karena itu, kehadiran Bapak Ibu di sini penting.  Bagaimana menyikapi perubahan drastis siswa. Kalau misalnya sudah mulai tidak suka bendera merah putih, pancasila, kelompoknya dianggap paling benar, itu perlu dilakukan pendekatan,” jelas Syafi’i yang juga Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) NTB ini.

Sementara itu dari BNPT, hadir langsung Kasubdit Pengawasan BNPT Moc. Chairil Anwar. NTB kata dia menjadi salah satu lokasi pengembangan radikalisme dan terorisme. Untuk melakukan pencegahan pengembangannya, butuh kerja sama semua pihak, termasuk dengan para guru yang bersentuhan langsung dengan anak didik. “Sinergi kuat dengan tenaga pendidik akan sangat membantu untuk membasmi paham-paham itu sampai ke akar-akar,” jelasnya.

Secara lebih luas lanjutnya, BNPT selama dua tahun terakhir juga menggandeng 36 kementerian lembaga untuk bersama-sama melawan radikalisme dan terorisme itu. (zul/*)

Komentar Anda