SELONG – Festival kecimol yang dipusatkan di lapangan Tugu Selong menjadi sorotan. Warga menyayangkan festival ini tidak mencerminkan Lombok Timur sebagai kabupaten religius dengan mempertontonkan para penari dengan goyangan erotis yang tidak sesuai dengan nilai-nilai adat dan agama. Lebih-lebih acaranya di depan masjid raya Selong.
Festival ini mengusung tema “Melalui Festival Kecimol Kita Revitaliasi Tata Cara Berkecimol Sesuai dengan Standar Norma Masyarakat Sasak” yang dibuka oleh Bupati Lombok Timur HM. Sukiman Azmy Rabu (25/1). Festival yang didiinisiasi Asosiasi Kecimol/Cilokaq Provinsi NTB (AK NTB) ini diikuti ratusan grup kecimol. Rencananya kegiatan berlangsung selama dua hari. Namun karena menuai sorotan, kegiatan berlangsung hanya sehari.
Sekda HM. Juaini Taofik memberikan tanggapan. Pada dasarnya terang dia, Pemkab Lombok Timur menyambut baik apapun jenis kegiatan yang digelar masyarakat jika itu bersifat positif. Tak terkecuali Festival Kecimol. Apalagi fungsi pemerintah sebagai artikulasi kepentingan masyarakat. Bahkan bupati juga cepat menugaskan Kadis Pariwisata berkoordinasi dengan ketua panitia untuk melakukan evaluasi terhadap hal-hal yang dinilai jauh dari nilai kesopanan dan kewajaran.
Atas respon cepat itu, Sekda berharap agar momentum ini dapat meningkatkan kesadaran kolektif seluruh warga Lombok Timur untuk bersama-sama memperbaiki berbagai hal. “ Pemerintah bersama seluruh komponen masyarakatlah yang dapat memperbaiki kondisi dari yang kita nilai kurang baik untuk menjadi baik,”tutupnya.
Ketua Umum DPP AK NTB Suhardi mengatakan pihaknya menerima segala bentuk kritik. Ia juga menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa yang di luar kendali mereka.(lie)