Sumur Bor Tak Mampu Jadi Solusi Kekeringan

PENYALURAN: BPBD Lombok Tengah saat menyalurkan air bersih di wilayah Kecamatan Praya Timur beberapa waktu lalu. (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah mulai mewanti- wanti datangnya musim kemarau yang diprediksi mulai terjadi April mendatang. Pihak BPBD sudah mulai mempersiapkan bagaimana ketersediaan air bersih, mengingat saat musim hujan saja masyarakat diketahui masih banyak yang meminta penyaluran air bersih.

Kepala BPBD Lombok Tengah, H Ridwan Ma’ruf menyatakan, pihaknya sudah mulai membahas kaitan dengan datangnya musim kemarau. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan air bersih saat musim kemarau nanti, mengingat selama ini meski musim hujan tapi dari pihak BPBD juga tetap menyalurkan air bersih di berbagai desa di daerah itu. “Kita beberapa hari kemarin juga sudah rapat dengan BPBD Provinsi, terkait untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau meski sampai saat ini curah hujan tidak menentu. Tapi buktinya pada saat hujan saja kita masih medroping air bersih seperti di wilayah Desa Bilalando Kecamatan Praya Timur beberapa hari lalu kita droping air bersih di enam dusun di desa itu,” ungkap H Ridwan Ma’ruf.

Ketika musim hujan saja pihak BPBD masih melakukan droping air bersih maka tentu pada musim kemarau, tidak menutup kemungkinan akan lebih banyak desa yang membutuhkan air bersih. Maka tentu harus disiapkan dengan matang, agar kedepan persoalan air bersih saat musim kemarau ini tidak terus menjadi keluhan dari masyarakat. “Makanya karena kita sudah mulai bahas musim kemarau maka ketersediaan air bersih sudah harus mulai kita pastikan dan kita saat ini sudah mulai siapkan 200 tenki yang berisi 5000 liter dalam satu tenki dan ini kita sediakan untuk antisipasi selama satu tahun kedepan,” terangnya.

Hanya saja yang menjadi persoalan selama ini menurut Ridwan Ma’ruf bahwa banyaknya sumur bor yang dibuat dengan hajatan untuk mengantisipasi ketersediaan air bersih ternyata belum mampu mengatasi permasalahan masyarakat. Karena tetap saja ditemukan permasalahan air bersih masih terjadi di berbagai wilayah. “Ini terlalu banyak bantuan sumur bor tapi tetap saja masyarakat kekurangan air bersih dan ini harus di evaluasi.

Padahal dimana- mana sumur bor ini dibuat tapi kenapa justru masyarakat masih membutuhkan droping air bersih, sehingga kami melihat kemungkinan saat dilakukan penggalian atau pencarian titik air tidak maksimal sehingga keberadaan sumur bor ini terkesan tidak bisa menyelesaikan masalah,” tambahnya.

Teorbosan berbagai pihak dalam menggalakan banyaknya sumur bor ini perlu dikaji kembali. Mengingat selama ini banyak proyek sumur bor yang malah terkesan tidak berfungsi yang bukannya menyelesaikan permasalahan kekurangan air bersih tapi malah menambah masalah. “Tapi kami di BPBD tidak ada pengadaan sumur bor ini. Meski kita tidak bisa nafikan selama ini sangat banyak sumur bor yang diberikan kepada masyarakat dan itu tidak bisa menyelesaikan persoalan kekurangan air bersih ini,” terangnya. (met)

Komentar Anda