Stok Pupuk Bersubsidi Dijamin Aman Hingga Desember

MATARAM—Peseroan Terbatas Pupuk Kalimantan Timur (PT Kaltim) Cabang Provinsi NTB memastikan stok kebutuhan pupuk bersubsidi untuk di NTB kondisi aman hingga akhir tahun 2016 mendatang. Saat ini stok pupuk bersubsidi di PT Pupuk Kaltim mencapai 44 ribu ton lebih.

“Insha Allah tidak akan ada kelangkaan pupuk bersubsidi hingga Desember 2016 mendatang,” kata Kepala Bagian Pemasaran, PT Pupuk Kaltim Provinsi NTB, Rachmansyah di Mataram, Kamis (22/9).

Hal tersebut disampaikan Rachamnsyah untuk memberikan jaminan kepada para petani yang ada diwilayah NTB akan ketersediaan stok pupuk bersubsidi. Pasalnya, di musim hujan seperti sekarang ini sudah mulai turun hampir merata di seluruh wilayah Provinsi NTB, tentu akan meningkatkan jumlah kebutuhan pupuk. Mengingat petani sudah mulai menanam padi di lahan irigasi non teknis dan di sejumlah lahan yang sebelumnya mengalami kekeringan.

Baca Juga :  Toko Pupuk Bersubsidi Digerebek Polisi

Mulainya musim hujan hampir merata di  sejumlah daerah, tentunya akan berdampak terhadap luas areal tanam padi bagi petani, dan berdampak terhadap permintaan pupuk bersubsidi yang juga semakin banyak.

Kendati demikian, Rachmansyah memastikan berapapun permintaan pupuk selama petani tersebut masuk dalam RDKK, maka akan bisa terlayani pupuk bersubsidi. Terlebih ada sekitar 10 ribu ton pupuk bersubsidi selama Januari hingga September 2016 yang tidak bisa terserap.

Baca Juga :  Produksi Padi Lotim Diprediksi Meningkat

Hal tersebut disebabkan adanya musim kekeriangan yang melanda sejumlah wilayah di NTB. Akibatnya jatah pupuk bersubsidi tidak bisa disalurkan, karena petani tidak bisa menanam padi akibat kekeringan yang cukup lama terjadi.

Dengan demikian sambung Rachmansyah, ketersediaann stok pupuk bersubsisdi dalam keadaan aman hingga Desember 2016. Dimana dari kuota untuk NTB sebanyak 100 ribu ton lebih, yang sudah tersalurkan sebanyak 83 ribu ton dari yang seharunys 93 ribu ton. “Kalaupun ada permintaan yang tinggi dari petani, kami siap layani. Karena adanya cadangan yang  tidak bisa tersalurkan pada Januari-September 2016,” pungkas Rachmansyah. (luk)

Komentar Anda