MATARAM–Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional (Divre) Provinsi NTB mulai membuka “Rumah Pangan Kita” (RPK), yang menjual harga kebutuhan pokok seperti beras dan gula. Keberadaan RPK yang dibuka Bulog Divre NTB tersebut sebagai salah satu upaya menstabilkan harga pangan yang berkaitan langsung ditangani Bulog.
“Keberadaan RPK ini sebagai salah satu terobosan dalam menstabilkan harga pangan,” kata Kepala Perum Bulog Divre NTB, H. Achmad Ma’mun, Rabu kemarin (7/12).
Ma’mun mengatakan, RPK sebagai salah satu terobosan Bulog dalam menjaga atau stabilisasi harga, khususnya yang menjadi ranah dari Bulog, seperti beras dan gula. Masyarakat yang ingin menjual lagi beras dan gula dengan mengikuti ketentuan, yakni harga eceran tertinggi (HET), maka Perum Bulog Divre NTB memberikan harga grosiran yang tetap stabil.
Selanjutnya, masyarakat yang menjual kembali beras serta gulas pasir harus menjual sesuai dengan ketentuan HET, seperti penjualan eceran gula pasir kepada masyarakat langsung sebagai konsumen Rp12.500/kg dan beras terdapat tiga pilihan kulitas beras dan harga yang berbeda pula.
“Masyarakat yang akan menjual kembali diberikan harga grosiran. Harapannya, harga di tengah masyarakat tetap stabil, tidak terjadi kenaikan yang bisa merugikan masyarakat sebagai konsumen,” ujarnya.
Saat ini, di Provinsi NTB, Perum Bulog Divre NTB sudah membentuk ‘Rumah Pangan Kita’ sebanyak 97 titik. Pengelola RPK tersebut langsung oleh masyarakat yang sudah sanggup dan memiliki tempat berjualan di perkampungan padat penduduk. Sebanyak 97 unit RPK yang sebagian besar ada di Kota Mataram ini disuplai langsung kebutuhan untuk beras dan gula pasir dengan harga grosir.
“Kita berharap tidak terjadi lagi kenaikan harga yang kelewat tinggi. Sehingga harga tetap stabil dan murah dan terjangkau oleh konsumen,” ujarnya.
Ma’mun mengatakan, pihaknya akan terus memperbanyak ‘Rumah Pangan Kita’ di seluruh wilayah Provinsi NTB pada tahun 2017 mendatang. Bahkan di tahun 2017, Perum Bulog Divre NTB menargetkan RPK ini sebanyak 250 unit.
Dengan demikian harga kebutuhan pokok utamanya beras dan gula tetap stabil di tengah masyarakat dan tidak ada lagi cerita kedua komoditas pangan yang menjadi tanggungjawab Bulog menjadi penyebab laju inflasi yang tinggi. “Idealnya RPK di NTB ini sebanyak 1.049 unit, tapi kita akan adakan secara bertahap,” ujarnya.
Sementara itu mengenai ketersediaan stok beras yang ada di gudang penyimpanan Perum Bulog NTB dipastikan dalam kondisi aman dan terjaga. Bahkan stok cadangan pangan NTB masih aman hingga lima bulan kedepan atau Mei 2017 mendatang.
Sementara penyerapan pembelian gabah panen petani tetap berjalan. Terlebih lagi, musim panen Maret-April pembelian Bulog NTB sudah cukup banyak, selain pembelian setiap bulannya tetap berjalan seperti biasa.
Untuk stok gulas pasir di Bulog NTB, saat ini masih sekitar 662 ton dari total pasokan sejak bulan Puasa lalu mencapai 1.552 ton. Terlebih lagi minggu ini adalagi pasokan gula pasir sebanyak 250 ton.
Dengan demikian stok gula pasir dalam kondisi aman termasuk juga sebanyak apapun permintaan masyarakat untuk gula pasir tetap akan terpenuhi dengan harga HET Rp12.500/kg. “Untuk gula tidak ada masalah, bahkan kami siap memasok lagi dari pabrik, jika permintaan gula tinggi di NTB,’ tutupnya. (luk)