Industri Olahan Pangan Belum Digarap Optimal

Dr. Satrijo Saloko (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Industri olahan dinilai belum begitu membanggakan. Padahal, industri olahan-olahan ini menjadi salah satu potensi yang bisa dikembangkan dalam memberikan nilai tambah terhadap perekonomian Provinsi NTB.

Pakar Teknologi Pangan dari Fakultas Tekonologi Pangan (Fatepa) Universitas Mataram (Unram), Dr. Satrijo Saloko  mengatakan, potensi industri olahan pangan di NTB sangat besar. Hanya saja saat ini peluang yang begitu besar tersebut belum digarap secara optimal oleh pemerintah daerah maupun masyarakat secara umum.

“Pengembangan industri olahan itu belum optimal, baik itu industri olahan skala besar maupun skala kecil dalam hal ini industri olahan rumah tangga,” kata Satrijo, Selasa kemarin (18/4).

Menurut Satrijo, bahan baku untuk industri olahan pangan begitu melimpah di Provinsi NTB. Sebut saja bahan baku berupa rumput laut, perikanan, hasil pertanian dan juga hortikultura serta hasil perkebunan. Hanya saja, saat ini, bahan baku yang begitu melimpah menjadi modal dasar dalam membangun industri olahan dari hulu hingga hilir masih dijual mentahnya saja ke luar daerah.

Baca Juga :  BPJS Edukasi Jaminan Sosial Anak TKI

Ia menyarankan agar pemerintah daerah baik itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dan Pemerintah Kabupaten /kota secara massif dan bersama -sama melalui SKPD teknis terkait untuk turun langsung ke tengah masyarakat memberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengolah bahan baku yang begitu melimpah menjadi pangan olahan yang memiliki nilai tambah dari sisi ekonomi masyarakat.

“Harus ada pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan untuk menghidupkan industri olahan pangan di tataran  home industri (industri rumahan),” ujar Satrijo.

Selain itu lanjut Satrijo, pemerintah daerah juga perlu mendatangkan industri skala besar. Hal tersebut sangat penting untuk menggerakan semua lini dalam menyerap bahan baku yang begitu melimpah di NTB khususnya untuk industri pangan olahan. Begitu juga untuk industri olahan non pangan, seperti pemanfaatan bahan baku untuk kebutuhan pakan ternak sapi, unggas dan ikan.

Baca Juga :  Pengangguran di NTB Turun, Kemiskinan Masih Tinggi ?

“Tidak cukup hanya industri skala kecil, atau mikro,tapi dibutuhkan juga industri skala besar untuk menyerap bahan baku yang cukup besar di NTB. Ini perlu keberpihakan kepala daerah untuk memperjuangkannya dengan menarik investr,” jelasnya.

Selain itu pula dalam menggerakan industri olahan skala mikro, sambung Satrijo, selain memberikan keterampilan dan pendampingan, pemerintah daerh juga sangat penting memberikan peratalan mesin yang tepat guna.

Begitu juga trasnfeer teknologi dalam menumbuhkan industri olahan secara merata di seluruh wilayah NTB. “Dibutuhkan sinergi semua pemangku kepentingan, terutama dinas teknis/SKPD terkait untuk menggerakan industri olahan di NTB,” pungkasnya. (luk) 

Komentar Anda