Sopir Taksi Online dan Taksi Konvensional di Mataram Nyaris Bentrok

Sopir Taksi Online dan Taksi Konvensional Nyaris Bentrok
NYARIS: Sejumlah sopir taksi online dan sopir taksi konvensional nyaris bentrok di Jalan Pejanggik kemarin. (Sudir/Radar Lombok)

MATARAM – Gara-gara saling senggol kericuhan hampir terjadi antara sopir taksi konvensional dengan taksi online kemarin. Sopir taksi konvensional Lendang Karun (LK) bernama Sahrun yang biasa mangkal di depan Mataram Hotel di Jalan Pejanggik terlibat adu mulut dengan salah seorang sopir taksi online, Chandra.

Sahrun tidak terima mobilnya disenggol oleh mobil yang dikemudikan oleh Chandra. Adu mulut tidak terhindarkan. Keduanya sama-sama ngotot dan berhak mengkal di lokasi mereka ribut. Keributan ini langsung menyebar di media sosial sehingga membuat teman masing-masing berdatangan. Beberapa saat, puluhan sopir baik sopir taksi online maupun taksi konvensional berdatangan untuk membela temannya. Kontak fisik bisa dihindari setelah aparat kepolisian dari Pos Polisi Cakranegara turun. Kedua belah pihak diamankan.

Baca Juga :  Empat Remaja Terjaring Operasi Yustisi

Setelah dimediasi oleh polisi, kedua sopir saling memaafkan. Para sopir sempat berdatangan ke Mapolsek Cakrangera.

Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Mataram Cukup Wibowo yang dikonfirmasi mengatakan, insiden tersebut menjadi ranah Dinas Perhubungan Provinsi NTB. “ Sesuai dengan Permenhub Nomor 108, angkutan berbasis online khususnya taksi online berkewajiban di antaranya pemasangan stiker, uji KIR, hingga pembentukan koperasi taksi online. Kota tidak punya kewenangan,” katanya.

Baca Juga :  Kontraktor Gagal Selesaikan Proyek Jembatan Dasan Agung

Langkah antisipasi telah dilakukan. Bahkan pihaknya sudah menghimbau para sopir taksi untuk tetap mematuhi aturan yang berlaku. Khusus untuk taksi online juga harus layak jalan memenuhi aturan dan telah melakukan uji kir kendaraan. “Saya tidak bisa bertindak, karena ini sudah ranah provinsi. Bukan ranah kami,” akunya.

Ia menghimbau para sopir untuk tetap menjaga keamanan dan kenyamanan. Serta menunjukan identitas diri seperti taksi online.  Saat ini Kota Mataram sudah dipenuhi banyak trasportasi umum berbasis online. “ Saya harapkan Pemprov juga segera respon cepat,” singkatnya. (dir)

Komentar Anda