SELONG – Dua sekolah di Lombok Timur ditutup menyusul adanya siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dua sekolah tersebut yakni SMPN 1 Selong dan Sekolah Satu Atap (Satap) Suralaga.
SMPN 1 Selong mulai ditutup mulai Rabu (9/2), sedangkan Satap Suralaga ditutup sejak Kamis (10/2). Berdasarkan data, ada siswa yang kena Covid-19.” Dari hasil pemeriksaan memang ada beberapa siswa di sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lotim, Achmad Dewanto Hadi, kemarin.
Sesuai ketentuan yang berlaku, sekolah yang ada siswanya terkonfirmasi positif, akan ditutup selama tujuh hari. Selama kurun waktu tersebut aktivitas belajar dilakukan secara daring. Ia menambakan, untuk SMPN 1 Selong berdasarkan hasil pemeriksaan petugas kesehatan, dua orang siswa setempat dinyatakan terkonfirmasi positif. Sedangkan untuk Satap Suralaga ada satu orang siswa plus guru.”Kita telah mendapatkan laporan dari kepala sekolah. Dan ini merupakan salah satu solusi yang harus kita ambil dalam upaya untuk meminimalisir penyebaran Covid-19,” terang Dewanto.
Berkaitan dengan pelaksanaan belajar secara daring, sekolah memberikan kuota internet yang dialokasikan melalui dana BOS. Selain itu pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 termasuk juga dengan Puskesmas untuk melakukan tracing kontak yang punya riwayat pernah kontak langsung dengan mereka yang terkonfirmasi positif.
Hal senada disampaikan Sekretaris Dinas Dikbud Lotim, As’ad. Disampaikan, penutupan hanya dilakukan terhadap sekolah yang siswanya terkonfirmasi positif. Sementara sekolah lainnya tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Berkaitan dengan angka kasus Covid-19 di Lotim yang terus bertambah, pihaknya sejauh ini belum ada rencana untuk mengentikan kegiatan belajar tatap muka di semua sekolah.” Insyaallah belajar tatap muka penuh tetap berjalan. Sejauh ini belum ada kebijakan baru dari pimpinan,” tandas As’ad.
Selain satuan pendidikan di bawah naungan Dinas Dikbud Lotim, aktivitas belajar tatap muka di jenjang pendidikan SMA juga ada yang dihentikan. Hal tersebut terjadi di SMAN 1 Selong. Pihak sekolah terpaksa harus melaksanakan belajar tatap muka secara daring selama tiga hari setelah ratusan siswa termasuk guru di sekolah tersebut sakit dengan gejala seperti Covid-19.(lie)