Sisakan Masalah, Gelaran MXGP Selaparang Ditolak

SEPI DUKUNGAN : Rencana gelaran MXGP di Sirkuit Selaparang sepi dukungan pemerintah daerah. (Ali Ma'shum/Radar Lombok )

MATARAM – Niatan PT Samota Enduro Gemilang (SEG) untuk melaksanakan event balap motocross dunia (MXGP) di Sirkuit Selaparang, Rembiga Kota Mataram tampaknya minim dukungan dari pemerintah daerah. Setelah Pemprov NTB yang terkesan cuek dan tidak bersedia membantu pembiayaan pelaksanaan MXGP, kini Pemkot Mataram juga bersikap sama dengan Pemprov NTB.

Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana terkesan menolak pelaksanaan MXGP diselanggarakan di Kota Mataram. Penolakan ini didasari oleh banyak persoalan dari penyelenggaraan tahun lalu yang belum diselesaikan. Mohan mengatakan, banyak persoalan yang belum diluruskan dari penyelenggaraan MXGP tahun lalu di Kota Mataram. Di antaranya berkaitan dengan penerimaan pajak yang seharusnya diterima oleh Pemkot Mataram. “Persoalan kemarin belum diluruskan waktu MXGP pertama itu. Kalau itu belum selesai, kita tidak mau bicara soal yang kedua,” ujar H Mohan Roliskana, Senin (27/5).

Sebagai informasi, PT SEG selaku promotor membatalkan gelaran MXGP di Sirkuit Samota Sumbawa. Untuk itu PT SEG menjadi Sirkuit Selaparang sebagai double header atau tuan rumah di dua seri gelaran MXGP di Indonesia tanggal 29 – 30 Juni 2024 dan 6 – 7 Juli 2024.

Tentang ini, Mohan mengatakan, sikap Pemkot Mataram bukan berkaitan dengan sukses tidaknya penyelenggaraan. Melainkan ada yang lebih penting menjadi tolak ukurnya soal pemanfaatan dari kegiatan tersebut. “Bagi kami di daerah belajar dari gelaran pertama itu, tidak ada sesuatu yang kami dapatkan. Kalau dibilang justru kita hanya dapat masalahnya saja dan sampai hari ini masih menjadi persoalan yang belum diselesaikan,” katanya.

Baca Juga :  Ini Modus Sejumlah Restoran di Mataram Manipulasi Pajak

Karena itu, jika MXGP akan digelar lagi di Sirkuit Selaparang, Rembiga, Mohan meminta persoalan yang didapati di MXGP tahun lalu harus diselesaikan terlebih dahulu. “Selesaikan dulu sisa-sisa atau residu masalah tahun kemarin. Jangan asal langsung asal sebut saja pelaksanannya di Kota Mataram. Kalau kami tidak sepakat, terus bagaimana,” ungkapnya.

Sebagai kepala daerah, Mohan serius dengan sikapnya yang mewakili Pemkot Mataram. Penyelenggara atau pihak terkait diminta untuk menyelesaikan persoalan tahun sebelumnya agar lebih jelas. “Saya warning (peringatkan) ini, tidak bisa lah serampangan seperti itu mengelola kegiatan ini tanpa harus koordinasi dengan pemerintah daerah. Harus kita (dihargai) dan jangan dianggap tidak ada. Toh, kami juga nanti dibebani tanpa kami mendapatkan apa-apa dari asas kemanfaatan,” terangnya.

Keberadaan track atau lintas sirkuit buatan di Sirkuit Selaparang juga dinilai masih menyisakan persoalan setelah gelaran MXGP, debu dari lintasan MXGP beterbangan ke pemukiman warga sekitar. Tidak sedikit warga yang terkena infeksi saluran pernafasan akut (Ispa) oleh debu lintasan MXGP. “Setelah MXGP tidak ada, sama sekali (penanganan). Begitu selesai ya selesai. Tidak ada maintenance dan kami tidak pernah diajak bicara mau diapakan. Tidak usah urusan-urusan begini dijadikan kepentingan tertentu terus dipaksakan tanpa kami diajak bicara,” jelasnya.

Selain itu, dengan rencana pelaksanaan MXGP yang tinggal sebulan lagi. Pemkot Mataram tidak pernah ada pembahasan dengan Pemprov NTB seperti sebelumnya. “Pemprov juga kan tidak pernah membahas ini kan. Urusan ini saya pikir pelibatan pemerintah provinsi dengan pemerintah daerah di mana dilaksanakan. Kan harus kita duduk bersama maunya apa, kapan mau dilaksanakan dan komponen apa yang akan dikerjasamakan. Kan banyak hal yang harus dibahas jangan sendiri-sendiri saja,” pungkasnya.

Baca Juga :  Kecanduan Slot, Alex Curi Keris

Sebelumnya dari rilis resmi MXGP Indonesia yang diterima koran ini. Media Director of MXGP Indonesia, Baiq Yulia mengatakan event MXGP di Sirkuit Samota Sumbawa dibatalkan. Sebagai gantinya, MXGP digelar dua kali di Sirkuit Selaparang, Kota Mataram. Terpilihnya Pulau Lombok sebagai lokasi penyelenggaraan dua series MXGP tidak lain karena kemudahan akses serta fasilitas yang mendukung. “Diharapkan para riders dan team yang berasal dari berbagai negara bisa menikmati keindahan NTB, khususnya Pulau Lombok,” ujarnya.

Selain itu, proses perpindahan dan perubahan ini pun telah mendapat persetujuan dari berbagai pihak, termasuk Infront selaku promotor MXGP Internasional. Adapun lokasi yang akan digunakan untuk dua seri penyelenggaraan MXGP Indonesia 2024 adalah eks Bandara Selaparang pada tanggal 29 – 30 Juni 2024 dan 6 – 7 Juli 2024. “Sudah dilakukan pertemuan dengan PT Angkasa Pura I selaku pemilik dan pengelola lahan eks Bandara Selaparang. P Angkasa Pura I berkomitmen akan memberi dukungan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan MXGP dengan memastikan berbagai fasilitas di eks Bandara Selaparang dapat digunakan secara maksimal,” katanya dalam rilis yang diterima. (gal)

Komentar Anda