Sempat Bermasalah, Bangunan Gedung SMAN 11 Belum Selesai Dikerjakan

Nampaknya bangunan gedung SMAN 11 Mataram masih belum selesai dikerjakan. (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Progres pembangunan DAK Fisik SMAN 11 Mataram dipastikan selesai tepat waktu, meski sejumlah gedung bangunannya belum tuntas. Padahal, batas pengerjaan sudah akan selesai per tanggal 31 Desember 2022.

“Progres pembanguan SMAN 11 Mataram yang bersumber dari DAK dipastikan sesuai dengan jadwal,” kata Kepala SMAN 11 Mataram Sunoto kepada Radar Lombok, kemarin.

Dikatakan, progres ini tidak terlepas dari peran semua pihak, sehingga hasilnya bisa dibuktikan dan kualitas yang begitu bagus.

“Kita pastikan selesai tahun ini. Sebab tukang yang mengerjakan lembur untuk mengejar waktu tanggal 31 Desember 2022. Kita usahakan disisa waktu ini diserbu oleh tukang,” ujarnya.

Untuk diketahui, SMAN 11 Mataram mendapatkan 12 ruang untuk bangunan gedung fisik yang dananya bersumber dari DAK fisik tahun 2022, terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, Lobby, ruang perpustakaan, ruang Bimbingan Konsling (BK), ruang Laboratotium Fisika, ruang Laboratorium kimia, ruang Laboratotium biologi, ruang Laboratorium komputer, ruang OSIS/Pramuka dan PMR, serta ruang Usaha Kesehatana Sekolah (UKS).

Baca Juga :  HPTKes dan APTISI Tolak Keras Permendikbud Soal Uji Kompetensi Mahasiswa Kesehatan

“Sebanyak 12 ruangan yang dibangun tersebut sudah beratap tinggal beberapa yang belum, namun sisa waktu ini semuanya bisa diselesaikan,” janjinya.

Selain itu,  proyek yang seharusnya dikerjakan September justru dimulai Oktober. Kendati demikian dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

SMAN 11 Mataram mendapatkan DAK untuk pembangunan ruang laboratorium kimia beserta perabotnya sebesar Rp 386.080.000,00. Pembangunan ruang laboratorium fisika beserta perabotnya Rp372.992. 000,00 dan laboratorium biologi beserta perabotnya Rp372.992.000,00.

Pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya senilai Rp236.457.000,00 dan ruang laboratorium komputer beserta perabotnya senilai Rp221.497.000,00.

Pembangunan ruang guru beserta perabotnyaRp444.306.000,00 dan ruang tata usaha beserta perabotnya Rp226.193.000,00.

Pembangunan ruang kepala sekolah atau pimpinan beserta perabotnya Rp216.844.000,00 dan ruang UKS beserta perabotnya Rp290.451.000,00.

Pembangunan ruang bimbingan konseling beserta perabotnya Rp229.562.000,00 dan pembangunan ruang OSIS beserta perabotnya Rp229.628.000,00.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB H Aidy Furqan menyebut pengumuan pengerjaan berbeda-beda. Ada yang pengumuman duluan bekerja duluan pula begitupun sebalikanya.

Baca Juga :  Dikbud dan Kemenag Lotim Saling Lempar Tanggung Jawab

“Kalau yang bekerja belakangan tentu sampai batas waktu yang telah ditentukan tanggal 31 Desember itu tidak bisa selesai,” jelasnya.

Oleh karena itu, dalam sistem swakelola itu masih dibolehkan ada perpanjangan melampaui tahun anggaran.

“Uangnya masih ada di rekning daerah. Kami akan membayar sesuai dengan progres kerja berbeda dengan kontrak. Kalau kontrak dibayar sekaligus jika telat Adendum bayar lalu denda. Kalau swakelola tidak. Tapi berapa barang yang datang itu yang diselesaikan, begitu juga dengan tukang dibayar sesuai progresnya,” jelasnya.

Diakui, bahwa persentase rata-rata, baik SMA, SMK maupun SLB se-NTB sekitar 80 persen. Ada yang sudah selesai karena bentuk serah terima saat ini bahan dan barang. Untuk diketahui, jatah kerja 150 hari, jika mulainya November-Desember baru 60 hari. Pekerjaan harus sesuai dengan jatah kerja.

“Kalau prediksi saya yang telat mengerjakan ini paling jauh akhir Januari 2023,” tutupnya. (adi)

Komentar Anda