Sekolah Negeri dan Swasta Harus Diperlakukan Sama

H Najmul Akhyar (HERY/RADAR LOMBOK)

TANJUNG–Momen peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada tanggal 22 Oktober lalu punya pandangan tersendiri dalam pikiran Bupati Lombok Utara, H Najmul Akhyar. Pria yang sekaligus pendiri Pondok Pesantren Ma’haad Darul Iman Hidayaturrahman NW Menggala ini berharap perbedaan perlakuan antara sekolah negeri dengan swasta termasuk pondok pesantren dihilangkan.

“Saya berharap sekat antara negeri dan swasta ini dihilangkan. Saat ini sekolah swasta juga tidak kalah dengan sekolah negeri dalam hal prestasi,” ujarnya, Senin (24/10).

Pembangunan sektor pendidikan di Lombok Utara, jelasnya, saat ini dirasa masih timpang. Ada pengarusutamaan antara sekolah negeri disbanding sekolah swasta.

Baginya, kondisi inilah yang ingin dirubah. Saat ini masih terjadi kesenjangan yang cukup jauh antara sekolah negeri dengan sekolah swasta seperti madrasah atau ponpes. Bahkan mindset (cara berpikir) yang berkembang sekarang adalah sekolah negeri menjadi urusan Pemda dan sekolah swasta menjadi urusan Kemenag.

Baca Juga :  Dana Sertifikasi Guru Honor Tersandra, PGRI NTB Serukan Mogok Mengajar

“Kalau kita berpikir lebih luas, sekolah swasta adalah warga kita. Kenapa kita tidak boleh membangun,” ungkapnya dengan nada Tanya.

Najmul berpikir agar anggaran antara sekolah nasional dan sekolah swasta lebih proporsional. Misalkan dengan membuat terobosan pemberian dana bos kepada madrasah yang disebut BOSMA. Untuk memperingati Hari Santri Nasional sendiri, pihaknya akan menggelar tablig akbar yang akan diikuti ribuan santri dari 64 pondok pesantren yang ada di Lombok Utara yang akan digelar di Pondok Pesantren Ma’haad Darul Iman Hidayaturrahman NW Menggala, hari ini. “Tabliq akbar ini akan diisi ustad Bakhtiar Nasir dari Jakarta,” terangnya.

Baca Juga :  Pembekalan Siswa Terkendala Aturan Pungli

Dijelaskan, konsep pembangunan yang diterapkan pada Ponpes Ma’haad Darul Iman Hidayaturrahman NW Menggala adalah konsep sederhana yakni  Green School (sekolah alam). Saat ini, santri yang belajar di Ponpes tersebut terdiri dari seluruh wilayah NTB termasuk juga dari luar daerah seperti Madura dan Kupang NTT.

Untuk Kurikulum yang diajarkan, jelasnya, sama seperti Ponpes pada umumnya. Namun yang lebih ditonjolkan adalah tahfiz Alquran. (flo)

Komentar Anda