SDN 6 Sukaraja Aktifkan Eskul Engrang

SDN 6 Sukaraja Aktifkan Eskul Engrang
GEMBIRA: Murid SDN 6 Sukaraja Kecamatan Jerowaru bermain engrang dengan penug suka cita dan gembira. (Janwari Irwan/Radar Lombok)

SELONG – Demi mengembangkan permainan tradisional, murid-murid SDN 6 Sukaraja, Kecamatan Jerowaru kembali menghidupkan permainan engrang.

Kepala SDN 6 Sukaraja, Kecamatan Jerowaru Abdullah mengatakan, generasi milenial saat ini cenderung memilih teknologi gadget sebagai salah satu media bermain. Praktis, tidak terasa lambat laun generasi saat ini mulai mengabaikan permainan-permainan yang kaya akan pembelajaran kerjasama, ketangkasan, dan seni.

Baca Juga :  SKS Akomodir Kecepatan Belajar Siswa

Terlibat dalam After School Program (ASP) 2017, sekolah ini menyelenggarakan beragam kegiatan ekstrakurikuler (eskul). Salah satunya adalah permainan engrang. ASP sendiri adalah program inisiatif dari Sampoerna untuk Indonesia dan Putera Sampoerna Foundation–School Development Outreach (PSF SDO).

Ada 49 SD/MI turut dalam program ini di wilayah Lombok Timur dan Lombok Tengah.  ASP fokus pada pengembangan karakter siswa melalui pengembangan program ekstrakurikuler di sekolah yang berkualitas dan kreatif.

“Anak-anak bersemangat mengikuti kegiatan eskul engrang. Mereka berlatih keseimbangan, ketangkasan, kerjasama, keindahan dan juga kreativitas. Para guru, pelatih dan orang tua/wali murid menanggapi positif adanya kegiatan ini,” jelasnya.

Terkait dengan engrang, SDN 6 Sukaraja menjadikan kegiatan ini sebagai salah satu kegiatan eskul kreatif. Engrang adalah permainan tradisional menggunakan potongan bambu seukuran 1,5–2,5 meter (menyesuaikan tinggi anak). Ada papan pijakan tempat siswa berdiri. Enjang-enjang dikreasikan dengan seni gerak (tari).

Awalnya, anak-anak diminta berlatih berjalan menggunaken engrang. “Setelah cukup mahir, kepada mereka diajarkan untuk bergerak, menari mengikuti irama musik. Jadilah tari kreasi engrang,” katanya.

Menurut Abdullah, dengan adanya permainan ini,  anak-anak tidak lagi banyak disibukkan dengan gadget ataupun sibuk di layar televisi yang terkadang kurang mendidik. Kepada mereka disodorkan pilihan kreatif yang bisa menggerakkan mereka untuk bergerak, mengasah kecerdasan kinestetik (gerak) mereka. (cr-wan/*)

Komentar Anda