Rampok Marak, Masyarakat Sorot Kinerja Kepolisian

Jumanep (IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG–Marakanya aksi perampokan beberapa hari terakhir ini di wilayah hukum Polres Lotim, tepatnya di wilayah Kecamatan Sakra, mulai membuat masyarakar resah dan merasa was-was. Karena aksi komplotan perampok ini terbilang kejam dan ganas. Mereka tak hanya mengambil harta benda korban saja, tetapi para pelaku juga tidak segan melukai korbannya, seperti yang terjadi di Desa Suwangi, dan Desa Kuang Baru, belum lama ini.

Salah satu korban perampokan, Letimah, asal Suwangi, mengaku sangat trauma dengan kejadian menimpanya. Pasalnya, komplotan rampok ini tidak segan menebas korban dengan Sajam jika apa yang diinginkan tidak diberikan.

“Saya kan tidak mempunyai apa-apa. Hanya barang dagangan saja yang ada. Karena mereka tidak puas dengan apa yang saya katakan, makanya saya disakiti, dan di sabet parang oleh salah satu perampok itu,” ungkapnya saat ditemui Radar Lombok, Kamis (5/1).

Diceritakan, pada saat kejadian tidak ada seorang pun (aparat keamanan) yang melakukan patroli ke wilayahnya. Padahal Desa Suwangi merupakan salah satu desa yang rawan dengan tindak kejahatan, mengingat desa ini terletak di sebelah barat, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lombok Tengah.

Kalau terus seperti ini lanjutnya, maka banyak masyarakat yang akan ketakutan dengan aksi yang dilakukan komplotan perampok yang kelaparan itu. Terutama masyarakat yang tidak ada suaminya di rumah. ”Di wilayah selatan ini kan banyak masyarakat yang ditinggal suaminya. Kalau polisi tidak bisa berbuat secepatnya, maka masyarakat akan terus ketakutan,” keluhnya.

Baca Juga :  Polisi Tutup Paksa 8 Tempat Hiburan di Senggigi

Sementara itu, Kapolres Lotim melalui Kapolsek Sakra, AKP Munawar Qomar, menyatakan pihak kepolisian dalam hal ini terus melakukan patrol. Bahkan anggota yang patrol dia pimpin langsung. Hanya saja, pada saat kejadian aparat kepolisian tidak berada di lokasi kejadian, tetapi sedang berada di lokasi yang berbeda.

[postingan number=3 tag=”rampok”]

Dicontohkan, pada saat kejadian perampokan di Dusun Baru, Desa Kuang Baru, aparat kepolisian sedang melakukan patroli di Desa Suwangi yang beberapa hari sebelumnya juga sempat disambangi komplotan perampok. Sehingga ketika ada laporan yang masuk, pihak kepolisian terlambat sampai di lokasi. ”Kalau masalah penjagaan kita terus melakukan patroli, hanya saja kita berada di tempat yang berbeda pada  saat kejadian,” imbuhnya.

Disampaikan, untuk keamanan suatu desa bukan hanya menjadi tugas pihak kepolisian saja, melainkan tugas dari masyarakat pula untuk melakukan ronda malam. Sehingga memudahkan kepolisian untuk mengontrol desa-desa yang lain.

“Wilayah ini kan luas, masyarakat harus membantu dong caranya. Jangan hanya andalkan polisi (Polsek) yang jumlahnya hanya beberapa anggota saja. Karena kalau tanpa bantuan dari masyarakat, (personel terbatas) kita tentu tidak akan pernah bisa,” pintanya.

Padahal setiap ada pertemuan, bahkan setiap hari pihaknya selalu meminta kepada masing-masing kepala desa untuk mengaktifkan ronda malam di setiap dusun, untuk mencegah aksi-aksi kejahatan di masing-masing desa. Namun hingga kini tak juga ada desa yang mematuhi imbauan tersebut. “Ronda seminggu, tidak sebulan. Masak cuma semalam tidak mau berjaga,” kesal Kapolsek.

Baca Juga :  Polisi Amankan Senpi di Rumah Pelaku Jambret

Tak hanya itu sambungnya, ronda malam bukan hanya untuk menjaga keamanan desanya sendiri. Namun ronda malam juga sangat membantu masyarakat yang kebetulan membutuhkan pertolongan. Misalnya ada satu masyarakat yang sakit, mereka bisa di tolong. Demikian kalau ada masyarakat yang nyasar, bisa di bantu. “Hal-hal seperti ini yang masyarakat belum pikirkan,” paparnya.

Sementara Kepala Desa Kuang Baru, melalui Sekretaris Desa, Jumanep mengatakan, untuk ronda malam pihak kepolisian diakui memang terus memberikan imbauan. Hanya saja kesadaran masyarakat yang masih kurang, sehingga membuat pemerintah desa tidak dapat berbuat apa-apa.

“Sesuai dengan imbauan polisi, kita terus meminta masyarakat untuk melakukan ronda malam. Hanya saja kesadaran masyarakat yang masih minim akan pentingnya keamanan membuat kita diam,” jelasnya.

Namun pada tahun anggaran 2017 ini pihaknya bertekad akan membuat Pos Ronda di masing-masing dusun, dan akan membentuk Tim Ronda Malam untuk menjaga keamanan masyarakat, serta membantu pihak kepolisian yang masih minim anggota. ”Kalau dilihat dari anggota (polisi) yang ada, saya pikir masih minim. Apalagi harus menjaga satu kecamatan,” pungkasnya. (cr-wan)

Komentar Anda