Pengamat : Sektor Pertambangan Tidak Bisa Diharapkan

Dr Iwan Harsono
Dr Iwan Harsono

MATARAM – Pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan III dan IV diproyeksi oleh Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB akan tumbuh, karena didorong oleh sektor pertambangan dan pertanian. Namun, pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram (Unram) menilai justru sektor pertambangan andilnya kecil pada pertumbuhan ekonomi NTB.

Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unram Dr Iwan Harsono, jika berbicara pertumbuhan ekonomi NTB sebagai indikator untuk mengukur kesejahteraan 90 persen masyarakat NTB, yakni dengan mengeluarkan pertambangan. Karena pertambangan itu ketika dimasukkan bisa terjadi minus dan naik. Padahal ketika berbicara pertumbuhan ekonomi adalah berbicara tentang alat untuk mengukur kesejahteraan 5 juta penduduk NTB. Seperti pada triwulan II ekonomi dengan pertambangan minus 1,41 persen, tanpa pertambangan minus 7,9 persen berdasarkan data BPS.

Baca Juga :  Pertambangan Perseorangan Dituding Lebih Liar

“Saya cenderung pertambangan tidak bisa diharapkan, karena dia berfluktuasi cepat, turunya minus, naiknya positif. Tidak bisa pertambangan itu diharapkan untuk mengukur analis kesejahteraan 5 juta penduduk NTB,” ujar Iwan Harsono, kepada Radar Lombok, Senin (12/10).

Dikatakannya, sektor pertambangan tidak bisa diharapkan walaupun secara teoritis bicara pertumbuhan semua sektor. Jika kepentingannya untuk mengukur kesejahteraan masyarakat NTB, pertambangan itu tidak banyak memberi dampak.

“Pertambangan setalah dia menjadi ‘Amman Mineral’ itu terjadi pengurangan tenaga kerja dan banyak mendatangkan tenaga kerja luar,” bebernya.

Sedangkan pada sektor pertanian memang akan membaik, tapi tidak akan membuat pertumbuhan NTB menjadi positif. Pasalnya, pertanian itu dalam ketidakpastian di tengah pandemi Covid-19 ini yang kadang-kadang stabil bertambah. Bahkan, Iwan memproyeksi jika pertumbuhan ekonomi 2020 ini akan minus diangka 1 atau 2 persen.

Baca Juga :  Izin Pertambangan di Provinsi Disebut Rumit

“Triwulan III ini kita sepakat minus, mungkin minusnya 4 persen, karena ekonomi sudah jalan. Kemudian yang untuk triwulan III sangat tergantung oleh penyelesain Covid ini. Asumsi Covid seperti ini saya tetap mempredksi akan membaik , membaik dalam arti minus,” jelasnya.

Menurutnya, sektor yang mendukung triwulan III dan IV di 2020 ini yakni pertanian kemudian perbaikan sektor pariwisata. Karena NTB ini sektor basisnya ada dua, yakni pertanian dan pariwisata. Pada sektor pariwisata adanya meeting-meeting, ketika bicara pariwisata adalah bicara adanya pertemuan nasional, okupansi hotel, acara lalu lintas orang, akomodasi dan semua kegiatan pemerintah.

“Karena basis ekonomi NTB itu produk unggulannya adalah pariwisata dan pertanian. Saya setuju dengan pertanian, tapi tidak dengan pertambangan,” imbuhnya. (dev)

Komentar Anda