Pemkab Berharap Tak Meleset, Pemprov Sokong Rp 1 Miliar

Dari ‘Sangkep Warige’ Pemangku Adat Empat Penjuru Mata Angin

‘Sangkep warige’ atau sidang isbat pemangku adat dari empat penjuru mata angin sudah menentukan tanggal 16-17 Februari 2017 sebagai tanggal puncak perayaan Bau Nyale. Keputusan ini bersifat mengikat dan tidak bisa diganggu gugat. Hanya saja, pemkab berharap hasil ini tak meleset lagi seperti dua tahun berturut-turut sebelumnya.

 

 


Saparuddin-Praya


 

MASING terngiang di ingatan Kepala Disparbud Lombok Tengah, HL Muhammad Putria, bahwa dua tahun lalu berturut-turut perayaan Bau Nyale, tidak seru. Pasalnya, penanggalan yang ditentukan meleset dari jadwal sebenarnya pada kondisi lapangan. Sehingga menyisakan penyesalan bagi sejumlah masyarakat yang gagal berburu nyale (cacing laut).

Pemkab Lombok Tengah tentunya tak ingin kesalahan warige ini terulang kembali tahun ini. Pemkab menginginkan, bahwa penanggalan yang ditentukan tahun ini betul-betul tepat. Sehingga nyale banyak keluar dan para pemburu akan senang. Hal ini mengingat tradisi masyarakat selama ini kecewa ketika tidak mendapatkan nyale.

Baca Juga :  Jaksa Terus Dalami Program 1000 Sapi

Mereka sudah datang jauh-jauh dari berbagai penjuru dan sudut wilayah di Pulau Lombok, bahkan luar daerah dan mancanegara. Jika mereka nyale tidak muncul pada tanggal diprediksikan, maka tentunya akan menjadi kekecewaan tersendiri bagi wisatawan yang datang berburu. ‘’Karena event sudah mendunia. Kita tidak ingin kegagalan tahun lalu terulang lagi,’’ harapnya.

[postingan number=3 tag=”nyale”]

Karenanya, pemerintah juga sudah mewanti-wanti kemungkinan buruk melesetnya penanggalan puncak Bau Nyale ini. Pemerintah sebelumnya sudah menerjunkan tim pencari fakta yang terdiri dari 15 orang ahli hitung dan penanggalan. Dengan pendapat ini juga kemudian dipadukan dengan pendapat para pemangku adat dalam sangkep warige. Sehingga kemudian diputuskan tanggal yang dinilai tepat dalam menentukan puncak perayaan Bau Nyale. ‘’Sebelumnya kita juga sudah menerjunkan tim pencari fakta,’’ pungkasnya.

Baca Juga :  15 Pejabat Struktural Kemenag Loteng Dilantik

Sementara Kabid Atraksi Disbudpar Provinsi NTB, Widiyah Putri mengaku, gawe nyale ini adalah tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, kesuksesan acara ini bergantung kepada pemerintah dan masyarakat. Pemprov sendiri sudah siap menyokong acara ini berupa anggaran sebesar Rp 1 miliar. Semua ini untuk mendukung kesuksesan acara tersebut.

Sekarang ini, tinggal keseriusan masyarakat dan elemen lainnya mendukung suksesnya acara tersebut nanti. ‘’Dan kita juga berharap Bau Nyale tahun ini tidak mengecewakan seperti tahun sebelumnya,’’ harapnya. (**)

Komentar Anda