Pembangunan Kereta Gantung Rinjani di Luar Kawasan TNGR

ILUSTRASI: Rencana pembangunan kereta gantung di luar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjadi segera dibangun. (Istimewa/radar lombok)

MATARAM – Merespons reaksi publik dengan adanya rencana pembangunan kereta gantung Rinjani yang ramai diperbincangkan, salah satu karena lokasi pembangunan yang dianggap berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Dedy Asriady menegaskan bahwa rencana pembangunan proyek kereta gantung tersebut dibungun di luar kawasan TNGR. “Jadi rencana (pembangunan kereta gantung) itu diluar kawasan TNGR,” ujarnya saat dikonfirmasi Radar Lombok, Selasa (25/4).

Dedy menyebutkan untuk lokasi kawasan yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan proyek kareta gantung itu berada dikawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB dan Pemda. “Jadi kalau TNGR dikelola pusat kalau KPH dikelola pemda, sehingga perizinannya di pemda,” terangnya.

Oleh sebab itu, sambungnya, ketika nanti rencana pembangunan kereta gantung Rinjani betul-betul terealisasi. Maka tentu tidak akan melintasi dalam kawasan kawasan TNGR, baik puncak Rinjani maupun ke danau segara anak yang menjadi lokasi tujuan wisata ketika para pendiki ke Rinjani. “Karena kalau ada rencana kesitu (dalam kawasan TNGR) pasti kita diajak ngomong. Kita kan saling memahami batas wilayah kerja, tidak mungkin saling mendahului,” sambungnya.

Dedy juga belum tahu pasti secara detail lokasi dari mana akan dilakukan pembangunan proyek kereta gantung. Pasalnya tidak pernah diberitahu sehingga tidak tahu secara detail terkait proyek yang nanti rencana akan dibangun oleh investor asal Tiongkok itu. “Secara detail kita tidak tahu dari mana akan dibangun. Karena kita tidak pernah dikasitahu, tapi katanya pembangunan proyek akan dimulai dari KPH kawasan Tastura di Karang Sidemen. Tapi yang jelas kereta gantungnya tidak sampai dalam kawasan TNGR,” jelasnya.

Baca Juga :  Kasus Ceramah Ustadz Mizan Naik ke Penyidikan

Karena sampai saat ini, kata Dedy belum ada pembahasan apakah pembangunan kereta gantung Rinjani akan menggunakan kawasan TNGR. “Jadi untuk pendaki, porter amanlah. Karena tidak ada pembahasan pembangunan kereta gantung dalam kawasan TNGR karena kalau ada tentu akan berusan dangan kita di Balai TNGR,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB Madani Mukarom juga menyampaikan bahwa lokasi pembangunan proyek kereta gantung yang rencananya akan dimulai pembangunan kontruksi pada akhir 2022, berada di kawasan Tahura serta hutan lindung wilayah KPH Tastura dan Rinbar. “Jadi posisinya berada dikawasan hutang lindung yang menjadi kewanangan Provinsi, di kelompok hutan gunung Rinjani. Mulai start-nya di Karang Sidemen menuju keatas,” katanya.

Untuk luas total lahan yang disiapkan, sambungnya sebanyak 500 hektar sebagai lokasi pembangunan kereta gantung, disertai dengan jalur dan fasilitas lain. “Jadi kurang lebih sekitar 500 hekter total lahannya,” sambungnya.

Madani juga memastikan dalam pengerjaan proyek nanti tidak banyak pohon yang akan ditebang. Sehingga tidak akan mengganggu sumbar air, karena pohon tertentu saja yang akan ditebang untuk pesangan tiang bangunan kereta gantung. “Jadi tidak banyak pohon yang ditebang, karena jarak tiang satu dengan yang lain sekitar satu are. Jadi sedikit lah tidak begitu banyak pohon ditebang hanya untuk jalur saja,” katanya.

Baca Juga :  Hakim PT Kuatkan Vonis 8 Tahun Mantan Pegawai Bank NTB

Sebab, lanjutnya, dari segi fungsi pembangunan kereta gantung sebetulnya seperti jalan raya. Sehingga kalau dibaratkan tidak ada beda seperti jalan dari Selong Lombok Timur ke Sebalun. “Mana yang lebih merusak kita bangun jalan raya dengan kereta gantung. Inikan pungsinya sama seperti jalan raya, tapi nanti dari Sebalun ke gunung Rinjani tetap jalan kaki. Bagitu juga dari lokasi pemberhentian kereta gantung ke Rinjani jalan kaki juga, cuma awalnya melewati kereta gantung,” tambahnya.

Madani menyebutkan, rencananya untuk pajang jalur kereta gantung sekitar 10 km dengan jarak tiang seperti pembangunan tiang listrik. Sehingga diklaim tidak bakal mengganggu atau merusak hutan. “Dan hutann nanti akan diperbaiki oleh perusahaannya. Karena yang dilihat orang ketika naik kereta gantung tidak melihat hutan yang kritis atau gundul. Tapi akan melihat hutan yang bagus. Jadi tidak akan merusak hutan,” terangnya.

Terlebih dalam proses pengerjaan nanti, lanjutnya, pihak perusahan akan menggunakan helikopter untuk mengangkut semua bahan dan alat yang akan dipasang. “Jadi hanya beberapa are saja digunakan untuk pemasangan tiangnya. Paling yang digunakan 1/4 are digunakan,” katanya.

Seperti diketahui, saat ini investor yang akan mengerjakan proyek pembangunan kereta gantung Rinjani sedang menyusunAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Rencananya pembangunan kontruksinya akan dimulai pada akhir 2022. Terlebih investor asal Tiongkok itu telah menaruh jaminan anggaran sebesar Rp 5 miliar, sehingga sebelum pembangunan akan dilakukan penandatangan MoU antara investor dengan Pemprov NTB. (sal)

Komentar Anda