Menyaksikan Ritual Nyelamaq Laut Warga Desa Tanjung Luar

Sebagai Wujud Syukur Menjaga Laut dan Terumbu Karang

Saifullah melanjutkan, nyelamaq di laut ini adalah tradisi nelayan suku Bajo yang telah beranak pinak di Desa Tanjung Luar sejak ratusan tahun silam. Biasanya dikenal juga dengan istilah nyelamaq di lauq (menyelamatkan di selatan) atau nyelamaq palabuang (menyelamatkan pelabuhan) yang sudah sering dilakukan masyarakat.

Sebelum memulai ritual, masayarakat setempat mengarak seekor kerbau keliling kampung untuk kemudian disembelih. Nah, kepala kerbau inilah yang kemudian dibuang ke tengah laut. Pembuangannya inilah yang kemudian disakralkan dalam ritual khusus masyarakat setempat. Mereka menyebutkan dengan istilah nibak tikolok.

Kepala kerbau ini yang disertai kalung emas dilepas beramai-ramai. Bahkan, nyaris semua nelayan ikut melepas menggunakan sampan ke tengah laut di gugusan sebuah terumbu karang cincin. Jaraknya berkisar 1-3 mil dari daratan.

Baca Juga :  Lomba Memasak Warnai Event Bau Nyale
Baca Juga :  Pohon Raksasa Berusia Ratusan Tahun, Jadi Idola Wisatawan

Riuh ritual ini semakin kental ketika suara gamelang berpadu dengan suara hiruk pikuk nelayan di sampan. Puluhan, bahkan ratusan sampan dilayarkan dalam ritual ini. ‘’Tempat pelepasan kepala kerbau ini sudah di lokasi terumbu karang ini sudah ditentukan sejak ratusan tahun silam,’’ tambah Saifullah.

Komentar Anda
1
2
3