Mengenal Produk Pipet Bambu Produksi KWT Insan Mandiri

Baru Tiga Tahun sudah Tembus Pasar Asia dan Eropa

pipet-bambu
SEDOTAN BAMBU : Hasil kerajinan sedotan bambu KWT Insan Mandiri Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara Lombok Tengah mulai banyak dilirik pangsa pasar Asia hingga Eropa. (Ist for Radar Lombok)

Di tengah upaya  pemerintah mengurangi sampah plastik, berbagai inovasi dilakukan oleh masyarakat. Diantaranya dengan adanya pipet (sedotan) bambu menggantikan sedotan plastik produksi Kelompok Wanita Tani (KWT) Insan Mandiri Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.


ALI MA’SHUM-LOMBOK TENGAH


Bisa dibilang sedotan atau pipet bambu kini sedang naik daun. Sedotan biasanya terbuat dari plastik. Namun pemerintah kini tengah mendengungkan pengurangan bahan plastik. Seperti yang juga digalakkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. Yakni program andalan bebas plastik (Zero Waste). Kini hadir KWT Insan Mandiri Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara Lombok Tengah jauh sebelum program zero waste digalakkan. KWT Insan Mandiri sudah merintis produk sedotan bambunya. “ Kami memulai dan berdiri sekitar 2019. Sekarang di tahun 2019 mulai banyak yang kenal,” ungkap Sekretaris KWT Insan Mandiri, Johairatun Analwariah kemarin.

Awalnya, KWT Insan Mandiri hanya membuat beberapa item kerajinan seperti kotak tisu dan lainnya. Tentu saja masih berasal dari bambu. Hanya saja pemasarannya tidak terlalu luas. Kemudian beralih dan mencoba membuat sedotan bambu. “Setelah mencoba dan membuat sedotan bambu. Mulailah dikenal banyak orang dan banyak diminati,” katanya.

BACA JUGA: Lebih Dekat dengan Produksi Tuak Manis Bubuk Petani Aren Loteng

Kini hasil kerajinan KWT Insan Mandiri makin banyak dikenal. Bahkan laris diminati dan dikirim ke luar negeri. Peminatnya beberapa negara Asia seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Jepang. Terbaru peminatnya sampai ke Eropa. “Kami juga mengirim ke Swiss. Ke luar negeri sekali ngirim. Kami bisa mengirim 5 ribu sampai 10 ribu biji,” ungkapnya.

Meski demikian, harus diakui. Peminat sedotan bambu lebih banyak dari luar negeri. Sementara di dalam negeri masih kurang.  Untuk itu  Johairatun bersama kelompoknya terus menyosialisikan kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik. Tujuannya agar peminat sedotan bambu tidak hanya dari luar negeri. Melainkan juga di dalam negeri. “Kita gandeng Gumibambu agar mereka tertarik dan tidak menggunakan sedotan plastik lagi,” terangnya.

BACA JUGA: Melihat Tradisi Tiu, Warisan Nenek Moyang Warga Desa Jantuk

Untuk pemasaran, KWT Insan Mandiri masih dibantu oleh sentral kerajinan Bumibambu. Utamanya melalui media sosial. KWT Insan Mandiri juga dibantu untuk pemesanan. Untuk harga, perbiji seharga Rp 2.000 dengan desain polos. Sedangkan untuk desain sesuai keinginan pemesan. Harganya bisa lebih tinggi yaitu Rp 3.500 perbiji. “Kita menerima desain yang sesuai dengan keinginan pemesan. Seperti ada tulisan nama kafe dan lainnya,” jelasnya.  

Sejak berdiri tahun 2016 silam, anggota KWT Insan Mandiri kini sekitar 43 orang. Ke depan, KWT Insan Mandiri berharap bisa memperluas pangsa pasar utamanya untuk pasar dalam negeri. “Kami akan mencoba memasarkan melalui I-shop NTB. Target kami bukan hanya di luar negeri saja. Tapi di dalam negeri.  Karena perlu juga upaya untuk mengurangi sampah plastik di sini,” pungkasnya.(*)

Komentar Anda