KOTA BIMA– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Prof Dr Muhajir Effendy MAP, kemarin menyambangi Kota Bima.
Paska banjir bandang, dia menemukan banyak gedung dan fasilitas pendidikan yang rusak akibat banjir. Selain itu, tidak sedikit siswa di kota yang rumahnya diterjang banjir bandang. Sehingga seragam sekolah mereka pun ikut hanyut.
“Walau diterjang banjir sekolah harus tetap masuk, 3 Januari 2017,” ujarnya saat berkunjung ke SMPN 1 Kota Bima, Kamis kemarin (29/12).
Mendikbud meminta TNI, Polri dan semua pihak segera memembersihkan sekolah. “Saya minta sebelum masuk, sekolah harus sudah bersih,” tegasnya. Untuk berapa pekan awal, siswa diberikan kebijakan untuk sekolah tanpa seragam. Mengingat banyak pakaian siswa yang hanyut terbawa banjir. “Walau tidak pakai seragam, harus tetap sekolah,” tegasnya.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mengaku akan mengirimkan bantuan seragam untuk siswa dari TK hingga SMA. Terdiri dari seragam sekolah setiap tingkatan, pramuka dan seragam olahraga. Kemudian BNPB juga akan memberikan bantuan seragam serta perlengkapan sekolah. Hal tersebut sudah dikoordinasikan dengan kepala BPNB. “Semua yang terkana dampak banjir akan diberikan bantuan,” tegasnya.
Selain itu, bantuan jangka panjang akan diarahkan ke kota. Diantaranya, perbaikan sarana belajar mengajar, perlengkapan belajar dan lain sebagainya. “Akhir Januari tahun depan anggaran perbaikan dan pembelian sarana belajar sudah bisa dipergunakan,” katanya.
Menurutnya, bantuan yang paling dulu datang yaitu komputer. Supaya di kota tetap bisa melaksanakan UNBK. Dia juga meminta pada Wali Kota Bima HM Qurais H Abidin untuk membantu perbaikan sekolah. Serta melakukan pendataan terhadap kerusakan akibat bajir. Supaya tahun depan bisa dipastikan berapa yang akan transfer ke Kota Bima.
HM Qurais sebelumnya melaporkan kerugian di dunia pendidikan akibat banjir sekitar Rp 38 miliar. Mulai dari TK hingga tingkat SMA.
“Data sementara kerugian akibat banjir, 53 TK sekitar Rp 1,3 miliar, 27 SD sekitar Rp 8 miliar. Kemudian 9 SMP sekitar Rp 4,6 miliar dan 13 SMA sekitar Rp 11 miliar,” bebernya.
Kemudian kerusakan pagar akibat banjir untuk 25 SD sekitar Rp 5,9 miliar. kemudian 9 SMP sekitar Rp 3,7 miliar dan 12 SMA sekitar Rp 3,9 miliar.
“Ini masih kami lakukan pendataan terus,” akunya.
Qurais H Abidin mengaku siap untuk membersihkan sekolah. Apalagi pembersihan dilakukan bersama TNI dan Polri. “Kami siapkan alat berat untuk membersihkan sekolah-sekolah,” akunya.
Dia juga memastikan, sebelum tanggal 3 Januari 2017 sekolah sudah bersih. Sehingga pada tanggal tersebut siswa sudah bisa belajar dengan baik.
“Ada sekitar 2 ribu personil TNI dan Polri yang membantu kami untuk membersihkan kota, termasuk sekolah. Kami juga menyewa tenaga dari luar untuk membantu membersihkan,” ungkapnya.
Danrem 162 Wira Bhakti Kolonel Infanteri Farid Makruf siap mengerahkan personilnya untuk membersihkan sekolah. Bahkan sejumlah alat berat milik TNI akan dikerahkan. “Kami akan langsung turunkan personil membantu membersihkan sekolah,” tegasnya.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengucurkan anggaran sekitar Rp 10 miliar kepada pemerintah Kota Bima. Anggaran tersebut akan dimanfaatkan dalam penanggulangan pasca bencana banjir yang melanda kota pekan lalu. “Alhamdulillah kita mendapatkan bantuan sekitar Rp 10 miliar dari BNPB,” ungkap Qurais H Abidin.
Dijelaskan, bantuan yang diberikan tersebut langsung masuk ke rekening bencana kota. Sesuai arahan Kepala BNPB Laksamana Muda TNI (Purn.) Willem Rampangilei. “Begitu dokumen lengkap, anggaran langsung dikirim ke rekening,” akunya saat ditemui di kantor wali kota.
Plt Kabag Humas dan Protokol Syahrial Nuryadin SIP MM mengatakan, BNPB akan memberikan dana Cash For Work (upah kerja tunai). Uang tersebut akan diarahkan pada warga yang rumahnya terdampak banjir. “Setiap rumah yang terdampak banjir akan mendapatkan bantuan cash for work senilai Rp 500 ribu,” bebernya.
Uang bantuan tersebut akan disalurkan melalui pemerintah kelurahan atau pengurus RT dan RW. Mekanisme penyaluran bantuan akan ditetapkan dengan Surat keputusan wali kota.
Untuk menyalurkan bantuan, tim gabungan dari SKPD kota sedang melakukan verifikasi data jumlah rumah. Data tersebut diperoleh dari lurah berdasarkan laporan ketua RT dan RW.
“Pengumpulan data rumah tergenang atau terendam baru dilakukan dua hari terakhir,” terangnya.
“Data sementara rumah tergenang yang terkumpul mencapai 19 ribu unit,” imbuhnya.
Kata dia, tujuan pemberian cash for work untuk membantu masyarakat mempercepat kegiatan pembersihan lingkungan. Sebab bantuan tersebut dirasa sangat bermanfaat bagi warga.
“Bantuan seperti ini sudah pernah diterapkan di beberapa daerah. Seperti erupsi Merapi, Sinabung, banjir Manado, gempa Pidie Jaya dan daerah lain,” pungkasnya. (nk)