TANJUNG-Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), berkaitan dengan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penandatanganan ini dilakukan langsung Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Dr. Ir. Zainal Arifin, M.Sc dan Bupati KLU, Dr. H. Najmul Akhyar, SH.,MH yang dalam hal ini diwakili Wakil Bupati KLU, Sarifudin, SH. Kemudian penandatanganan MoU lebih lanjut, dilakukan antara Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Kelautan dan Perikanan (DPPKKP) KLU, Hermanto bersama Kepala Pusat Oseanografi LIPI. “Jadi ini penandatanganannya berjenjang, sampai ke terapannya,” ujar Hermanto, Kamis (4/8).
Dengan adanya penandatanganan MoU ini kata Hermanto, diharapkan LIPI melalui Balai Bio Industri Laut (BBIL) yang ada di Desa Malaka Kecamatan Pemenang, bisa bersama-sama dengan DPPKKP KLU untuk melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir dalam hal pemanfaatan hasil laut non ikan, yang selama ini menjadi bahan penelitian dan pengembangan BBIL. “Kalau dulu kan pernah mutiara. Nah sekarang ini kan perkembangannya lebih banyak, ada teripang, lobster, pokoknya non ikan lah. Kita harapkan nanti bisa dilakukan pemberdayaan di tengah masyarakat pesisir berkaitan dengan itu,” terangnya.
Seperti diketahui, BBIL LIPI sebelumnya merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Loka Pengembangan Bio Industri Laut (UPT LPBIL) LIPI. Selama berstatus UPT sejak 2012, sudah banyak dilakukan pengembangan dan penerapan teknologi budidaya berbagai biota laut bernilai ekonomis tinggi, seperti sotong buluh, kerang mutiara, teripang hitam, abalone tropis, siput mata bulan, teripang pasir dan lobster karang. “Hasil-hasil kajian budaya biota laut yang dikembangkan oleh UPT LPBIL sebagian telah siap untuk dimanfaatkan dan dikembangkan di masyarakat,” ujar Kepala LIPI, Iskandar Lubis. (zul)
