Korban Rumah Terbakar di Sigar Penjalin Tinggal di Posko Pengungsian

KEBAKARAN : 20 unit rumah warga dan Masjid Nurul Jihad Dasan Lekong, Dusun Lendang Galuh, Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung hangus terbakar.

TANJUNG-Korban kebakaran rumah di Gubuk Dasan Lekong, Dusun Lendang Galuh, Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara Sabtu (3/10) malam tinggal di posko-posko pengungsian.

Rumah yang terbakar ini merupakan bantuan hunian sementara (huntara) dari Yayasan Ustadz Yusuf Mansur saat gempa 2018, bantuan RTG korban gempa 2018, dan masjid bantuan senilai Rp 300 juta. Kerugian akibat kebakaran ini ditaksir mencapai miliaran rupiah. Dari peristiwa ini, terdapat 20 unit menjadi korban kebakaran yang dihuni 48 orang korban atau 18 KK. Terdiri dari 11 anak-anak, 7 lansia, 2 bayi, 28 dewasa. Sementara warga lain yang juga terdampak yaitu 101 KK atau 270 jiwa, terdiri dari 15 lansia, 45 bayi, 35 anak-anak.

Setelah kejadian itu, instansi terkait dari Kabupaten Lombok Utara turun membantu warga membuatkan posko pengungsian. Sejumlah relawan kemanusiaan juga turut berperan serta memberikan konsumsi bagi warga. ”Semua warga yang rumahnya terbakar kami sudah ungsikan ke rumah tahfidz bantuan dari Ustadz Yusuf Mansur di dusun setempat. Alhamdulillah, dari kejadian tidak ada korban jiwa, ada warga yang tidak bisa berjalan langsung diangkat oleh warga lainnya,” jelas Kepala Desa Sigar Penjalin, Zawil Fadli.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Lombok Utara, Faisal mengaku sudah menerjunkan 20 personel Tagana dibantu Tagana Pemprov NTB. Mereka bertugas mendirikan dapur umum dan menjamin kebutuhan konsumsi serta kebutuhan lainnya selama masa pengungsian. “Kami sudah menyalurkan bantuan sembako dan selimut. Tidak hanya dari Lombok Utara, tapi juga bantuan kemanusiaan dari provinsi, relawan kemanusiaan lainnya. Di sini kami gabungkan menjadi satu sehingga terfokuskan penyalurannya,” ungkap Faisal.

Pihak PLN juga sudah turun membantu kelistrikan supaya menyala untuk warga lainnya. Warga yang tidak terbakar rumahnya sudah diminta kembali ke rumahnya, termasuk juga barang-barangnya dimasukan kembali.“Kami sudah meminta pihak PLN mengecek listrik-listrik warga supaya terjamin keamanannya,” katanya.

Selain itu, unsur TNI/Polri sudah membantu membersihkan sisa-sisa puing yang terbakar dan merapikannya, dan sudah dipasangkan garis polisi untuk menindaklanjuti persoalan ini. “Semua instansi terkait sudah mengambil peran atas kebakaran ini,” terangnya.

Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Lombok Utara, Wartawan melalui Kasi Damkar mengungkapkan, Pos Damkar Pemenang tiba di lokasi kejadian sekitar 15 menit setelah kejadian. Baru Pos Tanjung mendapatkan informasi sekitar 30 menit kemudian tepatnya sekitar pukul 22.00 Wita. Pihaknya menerjunkan dua unit mobil damkar dengan kapasitas 5 ribu liter. Terjadi kendala tidak adanya mobil suplai karena kekurangan armada. Adapun armada milik Kementerian PUPR yang sudah disulap diambil alih Pemprov NTB. Pihaknya sudah bersurat untuk meminta kembali armada tapi belum direspons. Apadahal, armada itu sama sekali tak dimanfaatkan di provinsi.“Kami akui kekurangan armada untuk menangani kebakaran besar seperti itu,” ungkapnya.
Lanjut Wartawan, barulah api berhasil dipadamkan setelah peristiwa itu berlangsung selama 2 jam. Tepatnya sekitar pukul 23.30 Wita dibantu dari teman-teman PMI satu unit, Polres satu unit, dan 2 unit dari Damkar. Total air dihabiskan 35 ribu liter dengan bergantian bolak-balik mengambil air. Sedangkan mobil BPBD yang sudah diminta keluar suplai air tidak membantu mengeluarkan.“Untuk bantuan Pos Damkar Tanjung telat diinformasikan oleh warga, sehingga kami pun telat meluncur. Namun Pos Damkar Pemenang yang jarak dekat sudah meluncur karena berada di perbatasan Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Pemenang,” terangnya.

Selain itu, petugas juga mengalami kesulitan karena api cepat menjalar dan angin kencang. Semua bahan terbakar dari kayu dan bahan mudah terbakar lainnya. Di samping menyemprotkan air, petugas Damkar juga menerobos menyelamtkan barang-barang warga hingga mendapatkan uang Rp 50 ribu sudah dikembalikan ke pemiliknya. ‘’Air di armada tetap siap sebelum ada kejadian kebakaran. Cuma minusnya mobil damkar penyuplai menjadi kendala,’’ pungkasnya.

Kapolsek Tanjung, AKP Cahyono menambahkan, sudah menerjunkan anggotanya sejak malam kejadian sampai api benar-benar padam sekitar pukul 01.00 Wita, Minggu (4/10). Baru dilanjutkan mengumpulkan korban dan menenangkan serta menjami keamanan di warga setempat. “Alhamdullilah, semua warga tadi malam kita ungsikan di Yayasan Darul Quran, Yusuf Mansur,” tambahnya.

Setelah semua aman, baru selanjutnya dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan memasangkan garis polisi di area kebakaran. Polisi juga sudah meminta keterangan sejumlah saksi-saksi. Tindakan penyelidikan selanjutnya diserahkan ke Reskrim Polres Lombok Utara karena meminta bantuan ahli forensik dari laboratium Polda Bali. Sehingga garis polisi yang sudah dipasang tidak boleh dibuka sampai ditemukan kesimpulan atas penyebab kebakaran tersebut.“Untuk sementara ini kami belum disimpulkan karena masih melakukan penyelidikan. Nanti tim dari Reskrim Polres yang terjun indentifikasi lebih lanjut dari hasil olah TKP,” jelasnya. (flo)

Komentar Anda