Kinerja Bank NTB Tumbuh Positif

KETERANGAN PERS: Direktur Utama PT Bank NTB, H. Komari Subakir didampini Direktur Pemasaran, Sinardi dan jajaran direksi lainnya saat memberikan keterangan pers usai pelaksanaan RUPS Bank NTB Tahun Buku 2016, Selasa kemarin (23/5) (Lukmanul Hakim/Radar Lombok)

MATARAM – Kinerja Perseroan Terbatas (PT) Bank NTB dari tahun ke tahun terus menunjukan perkembangan yang sangat membanggakan.

Lima   tahun belakangan ini, progres kemajuan  Bank NTB  kian moncer. Dibawah kepemimpinan H Komari Subakir sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Bank NTB sukses membawa perusahaan daerah tersebut naik kelas menjadi Bank Buku II di awal tahun 2016.

Prestasi membanggakan yang berhasil ditorehkan PT Bank NTB tersebut disampaikan langsung oleh perwakilan pemegang saham yakni 11 pemerintah kabupaten/kota dan Pemprov NTB saat pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun buku 2016 yang dilaksanakan, Selasa kemarin (23/5).

Hadir pada RUPS tahun buku 2016 tersebut Wakil Gubenur NTB, H Muhammad Amin mewakili Pemprov NTB selaku pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali bersama bupati/wali kota se-NTB dan juga jajaran direksi dan komisaris PT Bank NTB.

Wakil Gubenur NTB, H Muhammad Amin memberi apresiasi terhadap jajaran direksi PT Bank NTB yang berhasil membawa  bank ini naik kelas dari bank Buku I menjadi Buku II. Kenaikan kelas tersebut menunjukan jika PT Bank NTB terus berkembang dan menunjukkan performa bisnis sesuai dengan jalurnya. “Selamat dan terima kasih kepada jajaran direksi dan karyawan PT Bank NTB yang telah berhasil membawa Bank NTB terus tumbuh positif,” kata Muhammad Amin didampingi Direktur Utama PT Bank NTB, H Komari Subakir.

Kendati demikian,   Amin juga memberikan beberapa catatan yang perlu juga diperhatikan kedepannya oleh jajaran direksi PT Bank NTB. Seperti memperhatikan persaingan industri perbankan di NTB yang semakian terbuka luas dan kompetitif. Bank NTB harus bisa menjadi yang terdepan di dalam daerah sendiri sebagai perusahaan milik daerah.

Selain itu, Bank NTB juga hendaknya terus memperbesar alokasi kredit di sektor produktif kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengh (UMKM) yang menjadi ujung tombak perekonomian NTB. Begitu juga dengan sektor pariwisata juga perlu dibidik untuk alokasi pembiayaannya dalam mendukung kemajuan pariwisata NTB yang kian berkembang pesat. “Prinsipnya kami sangat apresiasi kinerja jajaran direksi. Secara umum Bank NTB sukses dan berhasil meningkatkan usahanya. Bank NTB progresif, semua indikator perbankan tumbuh cukup bagus,” ungkapnya.

Baca Juga :  Dikpora NTB Ingatkan PPDB Jalur Prestasi Harus Terbuka

Direktur Utama PT Bank NTB, H Komari Subakir menyebut  aset Bank NTB pada tahun 2016 tumbuh positif meningkat sebesar 25,17 persen dibandingkan tahun 2015. Pada tahun 2015 aset Bank NTB sebesar Rp 6,11 triliun naik menjadi Rp 7,649 triliun di tahun 2017.  Selanjutnya di triwulan I – 2017 meningkat sebesar 15,66 persen yaitu menjadi sebesar Rp 8,846 triliun lebih.

“Peningkatan aset tersebut disebabkan oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) dan modal, khsusnya tambahan modal disetor,” kata Komari.

Lebih lanjut Komari menjelaskan, kinerja Bank NTB pada tahun 2016 begitu bagus yang dibuktikan dengan perolehan laba/keuntungan dari usaha industri keuangan yang dihasillkan. Dimana, perolehan laba/keuntungan Bank NTB di tahun 2016 meningkat 1,39 persen yaitu dari sebesar Rp 225,114 miliar di tahun 2015 naik menjadi Rp 228,252 miliar pada tahun 2016.

Menurut Komari, pertumbuhan laba/keuntungan memang sedikit rendah. Hal tersebut disebabkan pengaruh dari masih tingginya cost of fund dan belum optimalnya penggunaan modal, karena sebagian besar setoran dilakukan pada akhir tahun.

Untuk pertumbuhan modal inti, sesuai dengan target tahun 2016 sesuai action plan sebesar Rp 1,150 triliun telah terpenuhi 106,86 persen atau sebesar Rp 1,229 triliun lebih. Lalu pada akhir triwulan I tahun 2017 tercatat sebesar Rp 1,282 triliun lebih. Dengan demikian posisi Bank NTB berada di Bank Buku II, dengan memiliki modal inti minimal Rp 1 triliun dalam posisi aman. Terpenuhinya target modal inti adalah wujud dari dukungan para pemegang saham dalam upaya untuk meningkatkan bisnis Bank NTB, sehingga mampu berperan dalam mendukung pertumbuhan perekonomian daerah.

Baca Juga :  1.534 Wajib Pajak UMKM NTB Manfaatkan Tax Amnesty

Lebih lanjut Komari menyebut untuk DPK mengalami peningkatan sebesar 14,26 persen, dari sebesar Rp 4,561 triliun pada tahun 2015 naik menjadi Rp 5,211 triliun. Selanjutnya di triwulan I-2017 DPK naik menjadi Rp 7,263 triliun.

Kebijakan dalam pengelolaan simpanan dana nasabah adalah meningkatkan daya saing dengan tetap berorientasi pada penghimpunan dana murah yaitu, dana retail dan meningkatkan penghimpunan dana diluar dana pemerintah daerah dengan tetap mempertahankan dana -dana pemda. “Untuk menarik DPK, kami sudah menyiapkan strategi baik untuk dana retail dan tabungan lainnya,” jelas Komari.

Untuk program kredit, lanjut Komari,terus mengalami peningkatan setiap tahunnya baik kredit konsumtif maupun kredit produktif di sektor retail dan UMKM. Jika dibandingkan penyaluran kredit periode yang sama tahun sebelumnya, mengalami peningkatan 10,62 persen, dari sebesar Rp 4,600 triliun di tahun 2015 naik menjadi Rp 5,089 triliun pada akhir tahun 2016.  Sejalan dengan program pemerintah daerah, Bank NTB juga tetap meningkatkan peran serta dalam pembangunan daerah khususnya peningkatan perekonomian daerah melalui penyaluran kredit di sektor -sektor produktif dengan tetap mengendepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit.   Penyaluran kredit dan pembiayaan tahun 2016 yang mencapai Rp 5,089 triliun lebih dengan komposisi kredit produktif sebesar Rp 791, 904 miliar atau 15,56 persen dan kredit konsumtif sebsar Rp 4,297 triliun  atau 84,44 persen.

Untuk memperbesar alokasi penyaluraan kredit produktif, Bank NTB juga menjadi penyalur kredit program pemerintah yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan juga KPR -FLPP untuk perumahan bagi masyarakat berpengehasilan rendah kerjasama dengan Kementerian PU PR dengan mengenakan bunga kepada nasabah sebesar 5 persen. “Untuk kredit produktif, kami terus memperbesar porsinya, sebagai wujud mendukung program pemerintah memajukan perekonomian daerah NTB,” pungkasnya. (luk/ADV)

Komentar Anda