Asap pun semakin pekat. Beberapa dari temannya mulai sesak napas, hingga akhirnya rebutan untuk bisa keluar. Bahkan, mereka sempat saling injak agar bisa duluan keluar dari lubang itu. ‘’Adik saya bahkan jadi korban. Dia meninggal karena tidak bisa naik dari lubang itu,’’ sesalnya.
Penuturan sama disampaikan Rudini, ia bersama empat orang anggotanya turun ke lubang pada malam selasa sekitar pukul 12.00 Wita. Di dalam lubang, ia bertemu bahkan mengantre untuk bisa mengambil batu emas yang mereka cari. Dari empat orang anggotanya satu orang meninggal di dalam lubang karena tidak bisa menyelamatkan diri.
Saat berada dalam lubang tersebut memang ia tidak melengkapi diri dengan alat keselamatan, mereka hanya membawa palu, betel dan senter. Saat kejadian berlangsung ia mengaku sudah tidak sadarkan diri. Ia memilih untuk bertahan di dalam lubang ketika musibah itu menimpa mereka. Akibatnya, ia pingsan tidak sadarkan diri sehingga saat sadar ia sudah berada di puskesmas. ”Saat itu saya sudah tidak sadarkan diri,” jelasnya.
Lubang tempat ia menggali ini memang lubang yang sudah tidak bertuan, sehingga mereka mereka turun dengan masing-masing kelempok yang berbeda. ”Di dalam lubang itu banyak orang, tapi beda kelompok. Saya haya berempat, satu meninggal,” ungkap korban yang berasal dari Serage Lombok Tengah ini.