Meski tidak hadir, bukan berarti Dispar Lotim tidak memberikan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Namun yang menjadi masalah adalah kurangnya koordinasi yang dilakukan pihak panitia penyelenggara dengan mereka.
Sementara terkait tidak adanya sokongan dana yang diberikan dalam kegiatan tersebut? Juhad mengakui jika dalam pelaksanaan kegiatan Alunan Budaya Pringasela tahun ini memang tidak dianggarkan. Bahkan untuk promosi yang dilakukan di Festival Pesona Moyo itu saja ranahnya Dispar NTB. Dan pihaknya pada tahun 2018 mendatang, siap mengalokasikan anggaran untuk kegiatan tersebut. “Kalau 2017 ini memang tidak ada. Itu disebabkan karena keterbatasan perencananya,” kata Juhad.
Sedangkan Panitia Festival Alunan Budaya Pringgasela, membantah tegas pernyataan Kepala Dispar Lotim, Muh. Juhad. “Memang, kalau undangan hanya kita antarkan hari Sabtu. Cuma untuk koordinasi, kita sudah lakukan sejak jauh-jauh hari,” sanggah Sirajul Huda, salah satu panitia, kemarin.
Koordinasi sendiri lanjutnya, bahkan sudah terjalin sejak awal tahun. Dan pihak Dispar Lotim pun menyatakan kesiapannya untuk membantu memberikan anggaran. Terlebih lagi, target utama festival tersebut adalah bisa mencetak Rekor Muri sesuai tema yang diangkat. Tapi hal itu akhirnya batal. Lantaran tidak ada sokongan dana, baik itu dari Pemda Lotim termasuk juga dari Provinsi.
