Jelang Panen Raya, Harga Gabah Anjlok

PANEN PADI: Jelang panen raya padi, harga gabah petani di Lotim anjlok. Tampak para petani sedang panen padi di sawah. (DOK/RADAR LOMBOK)

SELONG — Jelang musim panen raya padi, harga gabah para petani di Lombok Timur (Lotim) mulai anjlok. Kondisi tersebut, tak ayal dikeluhkan para petani. Terlebih kondisi tanaman padi para petani tidak sebagus seperti tahun sebelumnya karena kondisi cuaca yang buruk, yang menyebabkan hasil panen menurun cukup drastis, dibandingkan panen lalu.

Anjloknya harga gabah ini menyebabkan gabah di Lotim diserbu pembeli dari luar daerah. Kondisi ini menyebabkan mitra Bulog kalah saing dalam menyerap gabah petani. “Kita sangat kecewa dengan turunnya harga gabah ini,” keluh salah seorang petani, Muhammad Bakri, kemarin.

Selama dua minggu terakhir ini, harga gabah dengan kondisi kering panen masih di angka Rp 7.000 hingga Rp7.500 per kilogram (Kg). Namun kini turun sebesar Rp3.000 hingga Rp3.500 per Kg, sehingga harganya berkisar Rp 4.700 hingga Rp4.750 per Kg.

Dengan harga saat ini, ia mengaku merugi, karena hasil produksi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu disebabkan produktivitas lahan di musim tanam tahun ini menurun cukup besar akibat dampak cuaca Elnino.

Baca Juga :  Lotim Kembali Ajukan Pinjaman Rp 200 Miliar

“Karena Elnino ini tanaman padi teserang hama, yang menyebabkan hasil produksi gabah menurun dari rata-rata produksi gabah 7,5 ton – 8 ton per hectare, turun rata-rata 1 ton per hektare. Bukan punya saya saja, tetapi hampir merata semua tanaman padi,” terangnya.

Sebelumnya, mitra Bulog ketika bertemu dengan Pj Bupati Lotim mengaku kalah saing di lapangan dengan pembeli di luar daerah yang membeli gabah dengan harga lebih tinggi. Mitra Bulog hanya berani membeli gabah di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yaitu sebesar Rp5000 per Kg. Sementara pembeli luar daerah membeli diatas HPP.

Para mitra Bulog ini menekankan soal pengiriman gabah ke luar daerah, karena mengganggu ketersediaan pangan dan stabilitas harga. Pengiriman gabah ke luar daerah juga mengancam usaha penggilingan yang akan berdampak terhadap lapangan kerja.

“Harapan dari asosiasi agar Peraturan Gubernur (Pergub) No.38 tahun 2023 tentang Pengendalian dan Pengawasan Distribusi Gabah dapat ditegakkan, demi menjaga ketersediaan pangan dan stabilitas harga di daerah,” ungkap Juaini Taoufik.

Baca Juga :  Lotim Dapat Penghargaan dari Kementerian Keuangan

Maraknya pengiriman gabah ke luar daerah seperti Jawa, selain kualitas beras asal Lombok, disinyalir juga sebagai dampak harga beli yang lebih tinggi dibandingkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) melalui Bulog yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas).

“Sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional No. 6 tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Refaksi Gabah dan Beras, HPP Gabah Kering Panen (GKP) di petani adalah Rp5000 per Kg. Sementara harga yang ditawarkan di luar daerah mencapai Rp 6000 per Kg,” imbuhnya.

Sementara Kepala Cabang Bulog Lotim, M Syaukani memastikan akan menyerap seluruh gabah petani pada saat panen raya. Tahun ini pihaknya menargetkan menyerap 15.000 ton gabah. Disebutkan, saat ini baru tahap awal panen raya, karena baru 20 petani yang sudah panen. “Panen raya tahun ini kita akan serap gabah petani sebanyak mungkin, dengan target yang kita serap 15.000 ton,” tandasnya. (lie)

Komentar Anda