IAIH NW Pancor Klarifikasi Tuntutan Aksi Demo Mahasiswa

Kampus IAIH NW Pancor (Janwari Irwan/Radar Lombok)

SELONG – Jajaran Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) NW Pancor Lombok Timur memberikan tanggapan terkait dugaan pelecehan mahasiswi yang dilakukan oleh oknum dosen.

Menurut Wakil Rektor 1 IAIH NW Pancor Lombok Timur Heri Hadi Saputra, bahwa dugaan pelecehan ini terjadi pada bulan Oktober 2020 lalu. Saat itu, oknum dosen berinisial H datang ke rumahnya dan meminta maaf. Oknum dosen ini lalu menceritakan persoalan ini.

Heri lalu meminta kepada fakultas dan ketua program studi (prodi) untuk memanggil kedua belah pihak, yaitu oknum dosen dan mahasiswi PGMI yang dianggap menjadi korban. Setelah pertemuan itu, Dekan lalu melaporkan hasilnya. Kesimpulannya kedua belah pihak ini memang seperti anak – anak muda umumnya yang masih melakukan penjajakan untuk berpacaran. Belakang muncul diksi yang digunakan oleh mahasiswa lainnya yang bahasanya dramatis.

“Misalkan kita mengatakan memegang kaki, akan tetapi bahasa yang digunakan memijat kaki, ini adalah pilihan kata yang memiliki pengaruh besar,” kata Heri, Selasa (8/12).

Dirinya lalu mengumpulkan dekan dan ketua prodi guna membahas langkah yang diambil terhadap oknum dosen ini. Akan tetapi sebelum keputusan diambil, pengurus Badan Ekseiutif Mahasiswa (BEM) ini datang ke rumahnya meminta agar oknum dosen ini dipecat.

“Ketika pengurus BEM ini menyampaikan keinginannya itu, saya bilang kita tidak memiliki dasar untuk memecat,” jelasnya.

Berdasarkan keterangam dekan dan ketua prodi, pemecatan itu bukan opsi. Pemecatan itu merupakan sanksi yang tidak adil. Karena tuduhan dugaan pelecehan seksual itu tidak pernah terjadi sama sekali.

“Seperti yang diceritakan, karena pada saat ia sedang naik motor, kemudian oknum dosen hanya memegang tangannya sambil mengatakan kamu capek atau ndak. Jadi tidak ada pelecehan disana,” katanya.

Namun pihak kampus akhirnya mengambil kebijakan. Oknum dosen diskor dua semester. Hal ini agar masalah serupa tidak terulang. Dan sanksi itu masih sedang berjalan sampai sekarang. Jika nantinya memang ditemukan dugaan pelecehan, maka tentunya akan ada tindak lanjut lagi.

Tapi sementara kita belum menemukan dugaan itu,” terangnya.

Sementara itu terkait tuntutan mahasiswa tentang fasilitas laboratorium komputer dan perpustkaan, sambungnya, merupakan tuntutan sudah lama. IAIH memiliki dua laboratorium. Satu dijadikan Laboratorium Bahasa dan satunya lagi Laboratorium Komputer yang memang digunakan oleh mahasiswa.

Laboratorium Komputer ini sudah ada sejak delapan tahun silam. Dengan usia yang sudah tua tentunya ada kerusakan – kerusakan. Dalam hal ini , dirinya mengharapkan mahasiswa bukan hanya bisa memakai saja, tetapi bisa memelihara. Atas dasar itulah, lembaga sebenarnya setiap waktu mengalokasikan biaya perawatan.

“Dengan usia yang sudah tua, tentunya ada saja kekurangan yang ditemukan dan itu saya sudah minta tim IT untuk mengecek semua komputer yang ada, ” ujarnya.

Lalu untuk Laboratorium Bahasa, saat ini sedang direnovasi, sehingga komputernya dipindahkan dulu. Lalu ada 11 komputer yang digunakan untuk pembelajaran online di masa pandemi ini.

Terkait dengan perpustakaan, diakuinya koleksinya ini memang tidak representatif. Akan tetapi sebenarnya IAIH memiliki perpustakaan di tingkat fakultas.

“Perpusatakaan yang kita miliki jumlahnya empat, satu dimiliki oleh institut, kemudian tiga ada di fakultas,”ujarnya.

Untuk koleksi buku sendiri, sebenarnya sesuai dengan tema fakultas dan itu lebih spesifik diakses oleh mahasiswa fakultas, sehingga bagi mahasiswa yang tidak menemukan buku di perpustakaan institut ini, mahasiswa bisa mencari ke perpustakaan fakultas.

“Jadi saya sudah bilang, kalau mahasiswa minta menambah koleksi buku, mari tingkatkan juga minat baca agar perpustakaan kita tidak sepi,” jelasnya.

Sebelumnya puluhan mahasiswa IAIH NW melakukan orasi di depan kampusnya, Senin (7/12). Mahasiswa menuntut oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan dipecat. Selanjutnya mahasiswa menuntut agar kampus melengkapi fasilitas perkuliahan seperti laboratorium dan perpustakaan. (wan)

Komentar Anda