Harga Tomat Anjlok Petani Meringis

(ist/for radar lombok)

MATARAM – Merosotnya harga komoditas tomat di pasaran membuat petani menelan kekecewan. Sebagai bentuk protes anjloknya harga tomat, banyak petani akhirnya membiarkan tomat mereka untuk tidak dipanen dan busuk.

“Harga tomat anjlok, mending dibagikan ke tetangga atau langsung cabut ganti tanaman baru, ” Kata Salah satu petani di Kalijaga Timur, Mar’i, Jumat (27/1).

Mar’i menyebut Pemerintah tidak bisa melindungi hasil jerih payah mereka. Pasalnya, harga tomat di tingkat petani hanya dihargai Rp 1 ribu per kilogram. Sementara biaya perawatan mahal sedangkan hasil panen tidak sesuai pengeluaran dan penghasilan.

“Untuk 10 are kita keluarkan biaya operasional kurang lebih Rp10 juta. Jadi minimal harga tomat harus Rp 6-8 ribu per kilogram baru untung. Itu untuk harga disodagar belum ke pasar,” terangnya.

Baca Juga :  BSI Sinergi dengan Pesantren, Perkuat Ekosistem Islam dan Pengembangan Ekonomi Syariah di Aceh

Mar’i menduga penyebab anjloknya harga tomat lantaran kini sedang panen raya buah tomat. Tapi untuk panen pertama saat ini, harganya luar biasa merosot. Oleh karena itu, Mar’i meminta Pemerintah bisa mencarikan solusi untuk petani.

“Petani butuhnya harga panen yang tinggi dan harga pupuk dan obat obatan diturunkan. Karena banyak yang tanam tomat dan masuk masa panen bersamaan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) NTB, Baiq Nelly Yuniarti saat dikonfirmasi menyebut pihaknya masih mengecek harga tomat di beberapa daerah di NTB. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa anjloknya harga tomat di tingkat petani memang  kerap sekali terjadi.

Baca Juga :  Kritik Wacana Pemerintah Bisa Potong Gaji Buruh 25 Persen

“Ini sepertinya sudah kedua kali kondisinya (hasil panen dibiarkan busuk). Memang belum ada tim yang turun (mengecek),” terangnya.

Hanya saja untuk mengatasi masalah tersebut, dikatakan petani membutuhkan cold storage sebagai alat penyimpanan. Agar sayuran lebih segar dan tahan lama. Keuntungannya tanaman bisa dijual kapan saja. Sembari menunggu harga jual dipasaran tinggi.

“Seperti cabai itu tidak bisa lewat tiga hari. Sarana itu yang kita tidak punya baik Pemerintah ataupun swasta, itulah target dalam waktu dekat ini Pemprov maupun swasta kita berkolaborasi kita bahas kita harus punya satu (cold storage),” pungkasnya. (cr-rat)

Komentar Anda