Harga Telur Melonjak, Kepala Disnakeswan NTB Sebut Masih Wajar

Pedagang mengeluh omzet penjualannya turun akibat mahalnya harga telur ayam.(RATNA / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Harga telur ayam mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Sebelumnya, harga telur ayam berkisaran antara Rp 50 ribu- Rp55 ribu per tray. Namun kini harganya telah menembus Rp62 ribu per tray.

Salah satu pedagang telur di Pasar Kebon Roek, Ampenan Rani mengatakan kenaikan harga telur ayam terjadi secara bertahap sejak lebaran Idulfitri. Bahkan kenaikan harga telur ini diklaim sebagai tertinggi selama ini.

“Harga telur melonjak lagi dari Rp55 ribu sekarang sudah Rp 62 ribu per tray untuk telur besar. Sedangkan telur kecil sebelumnya Rp 52 ribu naik jadi Rp 58 ribu per tray,” Ungkapnya saat ditemui di Pasar Kebon Roek.

Rani mengaku harga telur yang didapat sudah mahal dari peternak. Malah keuntungan yang didapat jauh lebih sedikit dari biasanya, yakni hanya berkisar antara Rp 2000 -Rp3000 per tray. “Harga dari peternak sudah mahal Rp59 ribu- Rp60 per tray,” sebutnya.

Baca Juga :  Mahisa Travel Berangkatkan 8 Jamaah Umrah Secara Gratis

Rani tidak mengetahui pasti mengapa harga telur terus merangkak naik. Namun berdasarkan informasi yang diterima dari peternak, karena banyak ternak yang memasuki masa apkir, sehingga produksi telurnya semakin rendah. Disisi lain harga pakan ayam yang terus naik disinyalir menjadi faktor utama mahalnya harga telur.

“Kalau karena kebutuhan jelang lebaran sih belum kayaknya. Tapi yang saya tahu dari peternak, ayamnya banyak yang sudah apkir. Dan satu lagi karena pakan ayam yang semakin mahal,” bebernya.

Dampak dari mahalnya harga telur ini, lanjut Rini, omzet yang didapat setiap hari makin berkurang. Lantaran banyak konsumen yang enggan untuk membeli telur.

“Jauh berkurang omzetnya, saya juga kurang pasokannya,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakkeswan) Provinsi NTB Khaerul Akbar menganggap tingginya harga telur saat ini adalah wajar. Hal itu lantaran permintaan yang tinggi dari masyarakat menjelang lebaran Idul Adha 1444 Hijriah.

Baca Juga :  Bank Sinar Mas dan Mantan Karyawan Dianjurkan Berdamai

“Situasi harga telur meningkat karena memang permintaannya tinggi sekali selama puasa dan lebaran,” ucapnya.

Selain permintaan yang tinggi, mahalnya harga telur di pasar, karena disebabkan rantai pasok yang terlalu panjang, sehingga perbedaan harga ditingkat peternak dan pedagang relatif besar.

“Karena harga di tingkat produsen itu setengah dari harga dari pedagang. Kadang-kadang yang bermain itu kan pedagang,” tambahnya.

Kendati demikian pihaknya menyebut masih rutin melakukan monitoring demi menjaga stabilitas harga telur di pasar. Dari hasil operasi pasar yang dilakukan bersama TPID harga telur dapat ditekan menjadi Rp 50 ribu per tray.

“Intervensi dari Pemerintah ya lakukan operasi pasar juga dengan menekan laju rekomendasi telur masuk ke NTB. Tapi kadang-kadang ada saja yang masuk makanya dikontrol melalui pengawasan di Karantina,” tandasnya. (cr-rat)

Komentar Anda