Gubernur Didesak Bubarkan Yayasan Assunnah

AKSI : Ratusan masyarakat Lombok Timur yang tergabung Gerakan Masyarakat Pembela Aswaja (Gempa) turun aksi menuntut Gubernur NTB membubarkan Yayasan Assunnah Lombok. (ABDURRASYID EFENDI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Kasus dugaan ujaran kebencian ceramah kontroversial pimpinan Ponpes Assunnah Bagik Nyaka, Aikmel, Lombok Timur, Ustad Mizan Qudsiah belum berakhir. Meski Sang Ustad telah diamankan aparat kepolisian, namun tak lantas membuat para jemaah di luar Assunnah tidur nyenyak.

Kamis (3/2), ratusan masyarakat Lombok Timur yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Pembela Aswaja (Gempa) turun aksi di depan kantor gubernur NTB. Massa aksi mendesak Gubernur NTB untuk membubarkan Yayasan Assunnah Lombok yang dinilai kontroversial.

Dalam aksi tersebut, ada lima pernyataan sikap yang disampaikan kordum aksi, Ahmad Asdaruddin. Pertama, narasi yang dibawakan para da’i … dinilai sering menimbulkan ujaran kebencian dan dapat berpotensi memecah belah kerukunan umat. Kedua, dinilai tidak sesuai dengan tradisi, adat istiadat di Lombok. Ketiga, tidak sesuai dengan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) yang dibawakan mayoritas para da’i Aswaja di Lombok. Keempat, dinilai cenderung memantik kebencian bagi mayoritas Muslim yang basisnya Aswaja. Dan terakhir, memperhatikan Aswaja sangat perlu dijaga dan dikawal bersama. “Itulah lima pernyataan sikap kami dan menuntut Pak Gubernur untuk melakukan lima tuntutan yang kami sampaikan,” ujar Asdaruddin ketika aksi di depan kantor gubernur NTB, kemarin.

Jika tuntutan tersebut tidak diindahkan, Asdaruddin mengancam akan menurunkan massa aksi susulan yang lebih banyak lagi. Bahkan, ia meminta kepada para pemangku kebijakan untuk tidak menyalahkan jika kelak terjadi pertumpahan darah dan hal lain yang tidak diinginkan. “Ini saya ingatkan kepada Bapak Gubernur. Kalau tuntutan kami tidak ditindaklanjuti akan ada aksi yang lebih besar lagi dan mohon maaf kalau akan terjadi peperangan,” ancamnya.

Baca Juga :  Pemprov NTB Launching Program Jumat Salam dan Jumat Belondong

Ia juga membantah bahwa aksi yang dilakukan tersebut ditunggangi kepentingan politik. Melainkan semata-mata untuk membuka mata para pemangku jabatan, bahwa yang mereka perangi tersebut adalah para teroris ideologi.

Korlap lainnya, H Umar menyampaikan, tujuan kedatangannya dari Lombok Timur menuju ke kantor gubenur NTB ingin membebaskan orang-orang yang terzalimi oleh kelompok-kelompok tertentu. “Apa yang kita perjuangkan hari ini adalah untuk kemaslahatan umat, orang banyak dan bukan untuk kemaslahatan orang Lombok Timur saja,” sebutnya.

Para golongan tertentu tersebut terlalu menghina dan merendahkan para ulama-ulama di Lombok Timur, khususnya ulama  Aswaja. Memang secara pribadi ia tidak pernah dihina dan dilecehkan, akan tetapi para ulama yang dilecehkan. “Secara pribadi kita tidak dilecehkan dan dihina, tapi ulama dan para guru kita dilecehkan oleh saudara-saudara kita yang masuk di golongan… ini,” imbuhnya.

Ia menambahkan, jika gubernur tidak segera bertinda,k maka tsunami akidah akan menghanguskan para generasi selanjutnya. Sehingga apa yang diajarkan oleh para ulama akan sirna begitu saja.

Oleh karenanya, ia mengajak pemerintah setempat untuk membuka mata tentang apa yang sudah dikatakan orang-orang paham tertentu yang sudah jelas menghina para ulama sebagaimana yang sudah terjadi pada sebelumnya. “Ini adalah bom waktu yang akan disiapkan oleh orang-orang yang memiliki paham tertentu. Sebelum kita yang tertindas, maka kita yang lebih dahulu bertindak,” tandasnya.

Sekda Provinsi NTB, H Lalu Gita Ariadi yang menjadi perwakilan menemui massa aksi menyampaikan, apa yang menjadi harapan atau tuntutan dari massa aksi Gempa tersebut sangat memahami dari maksud dan tujuan dari aspirasi yang disampaikan.  Sebelumnya, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan stakeholder terkait tentang para pelanggar hukum untuk diamankan secepatnya dan menegakkan hukum dengan seadilnya. “Pemprov NTB juga sangat mendukung untuk terciptanya suasana damai dan aman. Terlebih lagi menjelang berbagai event yang akan datang,” katanya.

Baca Juga :  PKB Perjuangkan Prof Masnun Jadi Penjabat Gubernur

Lebih dari itu, sambungnya, pihaknya juga ingin memurnikan kembali kehidupan yang berjemaah, rukun dan damai. Tidak ada yang saling menghujat dan menistakan satu dengan yang lainnya. “Kita juga berbagi tugas bersama Kemenag dan lainnya untuk melakukan pencerahan. Hentikan kegiatan-kegiatan yang tidak diinginkan!,’’ serunya.

Ditambahkan, pemerintah melalui Kemenag dengan tokoh-tokoh agama dan lainnya diperintahkan untuk melakukan pembinaan dan sampai memastikan bahwa paham-paham yang seperti itu untuk tidak kembali terjadi. Dikatakannya juga bahwa kehadiran Gempa mengingatkannya untuk memastikan terus melakukan pembinaan terhadap berkembangnya paham-paham yang cenderung intoleran di masyarakat. “Memastikan Kanwil Kemenag, tokoh agama, FKUB, MUI dan lainnya untuk terus melakukan pembinaan terhadap berkembangnya paham-paham yang cenderung intoleran di masyarakat, untuk menjadi lebih baik dalam pola-pola dakwah,” cetusnya.

Gita sendiri merasa terusik dengan adanya dakwah yang mengusik ketenangan dengan adanya dakwah yang disampaikan secara kotor. Pun untuk aspirasi yang disampaikan oleh Gempa tersebut, dikatakan bahwa Pemprov NTB sudah menerima aspirasi tersebut untuk dilakukan rapat konsolidasi pemerintah.

Ia juga akan memastikan paham-paham yang bekembang akan ditertibkan dengan sabaiknya di daerah NTB. Dan menyebutkan bahwa hal tersebut juga merupakan komitmen pemerintah. Ia juga akan mengatur waktu dan akan menyamapaikan ke pimpinan untuk bisa bersilaturrahmi ke Desa Mamben Daye, Aikmel, Lombok Timur. (cr-sid)

Komentar Anda