GNPF MUI Gelar Tabligh Akbar di Bima

TABLIGH AKBAR : Suasana kegiatan tabligh akbar di Masjid Al Muwahidin Kota Bima, kemarin (30/1). (YETY/RADAR TAMBORA)

KOTA BIMA-Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) kembali menggelar tabligh akbar di Masjid Al-Muwahidin Kota Bima, kemarin (30/1).

Sedianya, tabligh akbar itu akan dihadiri imam besar Front Pembela Islam (FPI), Alhabib Muhammad Rizieq Shihab. Namun, Habib Rizieq berhalangan hadir dan diganti sejumlah ulama lainnya. Hadir dalam kesempatan itu Ketua GNPF MUI KH Bachtiar Nasir, Wakil Ketua GNPF KH Muhammad Zaitun Rasmin, Ketua Dewan Syura Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhsin Al Attas, dan  KH Arifin Ilham, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, KH Muhammad Abdus Syukur, dan Syech Muhammad Yousuf Al Misri dari Mesir.

Tabligh akbar ini diawali dengan salat Duhur berjamaah. Ribuan umat islam di Kota dan Kabupaten Bima menghadiri acara tersebut. Tabligh akbar diawali dengan sambutan ketua panitia tabligh akbar Saefudin.

Dia menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan agenda dari  GNPF-MUI. Selain kegiatan takbligh akbar, rombongan juga menyerahkan bantuan untuk korban bencana banjir di Kota Bima. Tema kegiatan tersebut ‘Salat Subuh Berjamaah dan Magrib Mengaji Menuju Kejayaan Umat dan NKRI’.

[postingan number=3 tag=”bima”]

Menurutnya, hal tersebut merupakan gerakan nasional dan berharap bisa diterapkan di Kota Bima. Bahkan bila perlu dijadikan peraturan daerah (Perda).  "Jika salat Subuh berjamaah mampu dilakukan, maka salat waktu lain pun pasti mudah dilaksanakan. Semoga ini bisa diterapkan di Kota Bima," harapnya.

Wakil Wali Kota Bima H A Rahman H Abidin mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Abidin berharap, kondisi Kota Bima pascabanjir terlihat masih kotor dan belum kembali pulih seperti semula.  "Mari kita manfaatkan momen ini untuk mengintrospeksi diri dan menyadari kesalahan yang pernah diperbuat," ajaknya.

Baca Juga :  Diduga Rampas Mobil Customer, Oknum Debt Collector Diringkus

Sementara KH Bachtiar Nasir dalam tausiahnya menjelaskan beberapa poin penting. Seperti, pentingnya membentuk masyarakat yang memiliki semangat amal makruf nahi mungkar. Jika hal tersebut tidak ada, maka musibah akan menimpa.

KH Bahtiar menjelaskan arti nahi mungkar itu lebih spesifik. Yaitu  berupa tausiyah dan dakwah. Serta mencegah atau merubah kemungkaran dari dalil-dalil kemunafikan. "Contohnya ada yang melakukan penistaan, tetapi tidak ada yang mau mengakui kesalahannya. Sehingga kita harus mengubah kemungkaran dan kita harus tampil agar tidak ada kemungkaran di atas muka bumi ini," jelasnya.

Ia mengajak masyarakat untuk bersatu menghidupkan kembali melakukan amar makruf dan memerangi nahi mungkar. Karena tidak sedikit saat ini ada pihak-pihak lain yang ingin mengikis habis amar makruf di atas muka bumi dengan menyebar kemungkaran. "Termasuk tidak sedikit yang ingin membubarkan FPI selama ini. Mereka ini orang-orang yang tidak senang umat islam maju," ujarnya.

KH Bahtiar Nasir juga mengatakan, persatuan dan persaudaraan umat Islam harus dimanfaatkan dengan baik.  Jemaah langsung meneriakkan kata revolusi. Menurutnya, revolusi yang penting saat ini adalah akidah. "Kalau mau revolusi, umat Islam harus kuat dan yang harus direvolusi adalah akidahnya. Setelah itu ilmu, baru ibadahnya. Kalau pendidikan umat kuat, itu yang akan menumbuhkan umat Islam," tegasnya.

Dia mengakui, saat ini memang ada yang menginginkan kerusuhan. Ada yang ingin membenturkan umat Islam dengan aparat. "Padahal musuh kita bukan aparat. Musuh Islam adalah iblis. Iblis yang ada dalam diri kita. Sifat arogan, sombong, kasar, egois, serakah. Semua sifat-sifat yang buruk itu adalah sifat iblis yang harus kita lawan dalam diri kita," pungkasnya.

Baca Juga :  Kondisi Sekolah Masih Berantakan

Tausiah selanjutnya disampaikan Ketua Dewan Syura FPI Habib Muhsin Al Attas. Dia mengajak umat muslim untuk melawan para penjajah. Katanya,  di Indonesia ada 400 kesultanan islam pada saat pra kemerdekaan. Mereka berhasil mengusir penjajajah sehingga mencapai kemerdekaan. "Sesungguhnya para pemilik negeri ini adalah orang islam. UUD dan Pancasila itu punya umat islam," teriaknya.

Tabligh akbar diakhiri dengan tausiyah Ustad Arifin Ilham. Dia memaparkan, musuh umat Islam saat ini adalah iblis, setan pemarah dan setan sombong. "Di Bima, kalau kita bangkitkan ekonomi, Bima akan maju lebih dari kota lain," ujarnya.

Zikir yang dipimpin Ustad Arifin Ilham berlangsung khusuk. Sejumlah jamaah terlihat sempat menitikkan air mata. Usai dzikir, rombongan FPI langsung meninggalkan lokasi tersebut.

Selain tabligh akbar, GNPF MUI  menyalurkan dana sebesar Rp 200 juta untuk bantuan masjid dan 200 warga korban banjir Bima. KH Bachtiar Nasir  selaku pimpinan AQL Islamic Center memberikan sebanyak 100 rol karpet masjid. Pemberian bantuan karpet ini disalurkan oleh AQL Peduli, sebuah lembaga kemanusiaan di bawah naungan AQL Islamic Center. "Kami datang ke Bima karena kasih sayang," katanya. (yet)

Komentar Anda