Kondisi Sekolah Masih Berantakan

BERSIHKAN: Anggota TNI membantu membersihkan sejumlah sekolah pascabanjir agar kegiatan belajar mengajar segera normal.

KOTA BIMA-Hari ini, menjadi hari pertama masuk sekolah pascalibur dan banjir bandang yang melanda Kota Bima.

Sayangnya, masih banyak sekolah yang terlihat belum siap melaksanakan proses KBM. Sampah dan lumpur masih terlihat menumpuk di sejumlah sekolah. Pantauan Radar Tambora (Lombok Post Group), bangunan SDN 29 dan SDN 41 Kota Bima yang terletak di Kelurahan Tanjung, terlihat masih berantakan. Bagian depan sekolah, masih menumpuk sampah dan ranting pohon. Sedangkan di dalam bagian sekolah, masih dipenuhi lumpur.

Terlihat beberapa relawan yang membersihkan sekolah mencoba mengeluarkan lumpur yang tebal. "Kayaknya besok (hari ini, Red) belum bisa dipakai (gedung sekolah, Red) soalnya masih kotor sekali," ujar Nur, wali murid SDN 29.

Hal berbeda terlihat di MTsN 1 Kota Bima, yang kondisinya masih sangat parah. Para relawan TNI yang membersihkan sekolah berlantai dua ini, berjibaku dengan lumpur yang tebal. "Kasian sekolah ini dampaknya sangat parah," ujar seorang relawan.

Pemandangan sedikit berbeda terlihat di SMKN 1 Kota Bima. Meskipun terkena dampak banjir, namun sekolah ini sudah terlihat bersih. Terlebih, ada lantai dua yang bisa digunakan untuk proses KBM sementara. "Alhamdulillah kami siap memulai KBM besok (hari ini, Red)," ujar Muhtar, Kepala SMKN 1 Kota Bima.

Baca Juga :  Rumah Sembilan Tiang Terbakar di Wera

Sementara itu, Kadis Dikpora Kota Bima Alwi Yasin MAP menegaskan jika masa aktif sekolah dimulai tanggal 3 Januari 2017. "Kita harus bangkit dan memulainya dari sekarang," tegasnya. Sedangkan untuk sekolah yang masih dalam kondisi kotor, Alwi memakluminya. Namun dipastikan, proses KBM akan kembali normal dalam waktu yang tidak lama karena pihaknya mendapatkan bantuan penuh dari TNI. "Kami minta sekolah prioritaskan dulu pembersihan ruangan kelas. Biar anak-anak bisa mendapatkan haknya untuk belajar," tutupnya.

Di sisi lain, ratusan anggota TNI dikerahkan untuk membersihkan sekolah terdampak banjir, Senin (2/1). Mereka diturunkan di 22 sekolah yang ada di Kota Bima. Dua di antaranya MTs Padolo Kota Bima dan SDN 55 Kota Bima. Di lokasi tersebut, puluhan aparat keamanan berseragam hijau terlihat sibuk membersihkan sisa lumpur. Alat berat pun diturunkan untuk membersihkan lumpur tersebut. Ruang kelas menjadi proritas pembersihan. Meja dan kursi yang dipenuhi lumpur dicuci dan dikeringkan.

Selain membersihkan sekolah – sekolah, sebelumnya TNI dikerahkan untuk membersihkan sampah – sampah di fasilitas umum lainnya. Bahkan sempat turun ke lingkungan masyarakat untuk membantu membersihkan sampah sisa banjir.

Baca Juga :  Banjir Sambelia Akibat Penggundulan Hutan

Dandim 1608 Bima, Letkol Czi Yudil Hendro menjelaskan, target TNI adalah membersihkan 22 sekolah terdampak banjir. Kegiatan pembersihan dilakukan selama dua hari. Dimulai tanggal 1 hingga 2 Januari. Mengingat tanggal 3 Januari, aktifitas belajar mengajar di mulai. "Kemarin sudah dilakukan pembagian tugas. TNI bertugas membersihkan sekolah, sementara polisi membersihkan puskesmas," jelasnya pada Radar Tambora, Senin (2/1). 

Diakui Yudil, dari 22 sekolah yang dibersihkan, 80 persen di antaranya sudah bisa dimanfaatkan. Sementara sekolah yang masih belum tuntas dan membutuhkan waktu tambahan adalah MTs Padolo Kota Bima. Di lokasi tersebut, diakui Yudil ada dua alat berat yang diturunkan. Mengingat lumpur yang mengendap lumayan banyak.  "MTs Padolo butuh waktu tambahan, tidak cukup sampai hari ini. Lumpur yang mengendap tinggi sekali," ujarnya.

Yudil berharap, meski secara keseluruhan MTs Padolo belum bisa tuntas dibersihkan, namun ruang kelas untuk sementara bisa dimanfaatkan. Hanya saja menurutnya di sekolah tersebut banyak kursi dan meja terbawa arus. "Untuk ruang kelas sudah dibersihkan. Tapi kayaknya aktivitas belajar tetap tidak bisa dilaksanakan. Karena banyak meja dan kursi yang terbawa arus saat banjir," pungkasnya. (tin/yet)

Komentar Anda