Empat Desa Banjir, Jembatan Kuta-Awang Putus

Jembatan Kuta-Awang Putus
PUTUS: Kondisi jambatan Penghubung Desa Kuta-Awang Putus, Sabtu kemarin.(ISTIMEWA/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Hujan deras yang melanda wilayah Lombok Tengah dan sekitarnya dari Jumat malam (13/3) membuat terjadinya berbagai musibah di daerah itu. Setidaknya ada empat desa yang tergenang banjir, dan bahkan jembatan jalan utama yang menghubungkan antar Desa Kuta dan Desa Mertak Kecamatan Pujut putus. Musibah itu membuat dua motor serta satu mobil masuk dalam jembatan itu.

Dari data yang diterima koran ini, hujan yang terjadi mulai Jumat (13/3) sekitar pukul 16.30 Wita hingga Sabtu (14/3) sekitar pukul 16.30 Wita, menjadikan banjir melanda beberapa rumah di Desa Semoyang Kecamatan Praya Timur. Kemudian di Dusun Peras Desa Kidang Praya Timur ada sekitar 90 unit rumah, di Dusun Pasung Desa Bangket Parak Kecamatan Pujut ada sekitar 30 unit, dan satu sekolah dasar. Begitu juga di Desa Pengembur Kecamatan Pujut setidaknya merendam 10 rumah warga.

Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah, Sabardi Alam menuturkan, hujan yang mengguyur daerah itu mengakibatkan terjadinya banjir. Terjadi luapan air dari sungai Pasung ke arah pantai dan bersamaan dengan air laut yang pasang. Sehingga banjir meluap ke arah perkampungan empat dusun yakni Dusun Pasung, Dusun Ranggekalo, Dusun Celuakan, dan Dusun Sengkudul Desa Bangket Parak Kecamata Pujut. “Ada empat desa yang tergenang dengan banjir ini. Tapi sudah surut dan untuk pasung ini hampir setiap tahun terjadi banjir. Pemda juga sebenarnya sudah ingin merelokasi warga. Tapi warga yang tidak mau dengan alasan di sanalah banyak mata pencaharian mereka,” ungkap Subardi saat dihubungi Radar Lombok, Minggu (15/3).

Diakuinya, banjir yang melanda berbagai wilayah ini karena intensitas hujan lebat. Ditambah dengan kondisi wilayah yang rentan terjadi banjir. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah banjir ini. “Kita sudah cek warga dan sekarang kondisi sudah membaik, termasuk koordinasi dengan Dinas Kesehatan,” terangnya.

Warga Desa Pengembur, Baiq Nur menambahkan, banjir yang terjadi di desanya ini sudah menjadi langganan. Setiap tahun terjadi banjir di area rumah mereka. Bahkan setiap tahunnya akan terjadi empat atau lima kali banjir disebabkan tidak adanya saluran irigasi yang menghubungkan air gunung menuju sungai besar. “Makanya kita berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk mengantisipasi masalah banjir ini. Jangan sampai ketika hujan datang, banjir selalu melanda,” ungkap Baiq Nur.

Kapolsek Kuta, AKP Saogi juga mengungkapkan, jembatan jalan utama yang menghubungkan antar Desa Kuta dan Desa Mertak Kecamatan Pujut putus, Sabtu (14/3) sekitar pukul 04.00 Wita. Putusnya jembatan ini mengakibatkan dua buah sepeda motor dan satu mobil terperosok ke dalam aliran sungai. “Jembatan antara Dusun Ujung Desa Kuta dan Dusun Petiwung Desa Sukadana yang merupakan jalur utama Kuta-Awang depan Sirkuit MotoGP itu putus, akibat hujan lebat yang terlalu lama terjadi,’’ terang Saogi.

Pengendara motor Scoppy yakni Dayu Agung dan Dabak, warga Desa Kawo Kecamatan Pujut dan pengendara  mobil Kijang Inova yakni Hapipin, 35 tahun, warga Desa Kawo Kecamatan Pujut. Akibat kejadian itu, Dayu Agung mengalami luka di bagian kepala dan tangan patah, sedangkan Dabak mengalami luka-luka akibat terjatuh. Begitu juga Hapipi, pengendara mobil ini juga mengalami luka-luka. “Kemungkinan mereka tidak tahu jembatan itu putus. Saat melewati jalur itu, mereka jatuh,” terangnya.

Atas kejadian itu, pihaknya langsung turun ke lokasi kejadian. Pihaknya juga mengalihkan arus lalu lintas untuk kendaraan melewati Simpang Bunut Dusun Ujung dan Simpang Novotel.  “Akibat kejadian ini untuk sementara arus lalu lintas kita alihkan melewati jalan lain yang sudah ada,” jelasnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lombok Tengah, Lalu Firman Wijaya yang dikonfirmasi langsung berkoordinasi dengan Dinas PUPR Provinsi NTB untuk mengatasi permasalahan ini. Mengingat jalan ini merupakan jalan provinsi dan akan segera diperbaiki. “Kami sudah koordinasi dengan PUPR Provinsi NTB dan ITDC. Sekarang sudah mulai ditangani,’’ tandas Firman. (met)

Komentar Anda