Dua Jemaah Haji Lombok Meninggal di Tanah Suci

KLOTER TERAKHIR: Sebanyak 289 JCH NTB yang tergabung dalam Kloter terakhir atau Kloter 13, akan diberangkatkan ke tanah suci, Kamis 22 Juni 2023. Tampak salah satu jemaah haji asal Lombok yang meninggal dunia, dan akan dimakamkan di tanah suci. (IST/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Dua Jemaah Haji Embarkasi Lombok, Provinsi NTB, meninggal dunia di tanah suci Mekah, Arab Saudi. Ke dua Jemaah haji yang meninggal ini diduga karena pendarahan pada lambung dan gagal jantung.

“Sekarang ada lima jemaah yang dirawat di Arab Saudi. Kondisi sedang bagus. Cuma info terakhir ada dua jemaah yang meninggal di Arab Saudi. Ke duanya asal Lombok,” ungkap Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Embarkasi Lombok, Ferry Wardhana saat dikonfirmasi di Mataram, Rabu (21/6).

Ferry mengungkapkan, dua jemaah haji asal Lombok yang meninggal itu bernama Munaah Sahini (61), yang berasal dari Karang Asem Perigi, Kabupaten Lombok Timur. Munaah meninggal dunia di pemondokan pada 19 Juni 2023, akibat darah tinggi dan kencing manis yang diderita.

Sementara satu jemaah lainnya atas nama Sahrun Derun Sedanah (65), dari Lingkungan Wakul, Kelurahan Renteng, Kecamatan Praya, Loteng. Sahrun meninggal di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) pada 20 Juni 2023.

Sahrun meninggal akibat mag kronis yang diderita, sehingga menyebabkan pendarahan pada lambungnya. “Mungkin disana karena makannya kurang, dan juga kecapaian bisa memperberat penyakit beliau,” terangnya.

Baca Juga :  Kejati Sorot Proyek Mubazir

Selain dua CJH asal Lombok yang meninggal dunia, Ferry menyebut ada lima jemaah yang juga sedang dirawat di Arab Saudi. Sebanyak dua orang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi, dan tiga orang lainnya dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia.

Ferry menjelaskan, jika 86 persen jemaah haji NTB Embarkasi Lombok memang berisiko tinggi. Sedangkan Jemaah yang risiko rendah sekitar 71,7 persen. Banyaknya Jemaah haji yang berisiko tinggi, karena sebagian besar merupakan jemaah lanjut usia (Lansia).

“Banyak jemaah kita yang komorbid, penyakit kencing manis. Ini yang memperberat penyakit yang diderita,” ujarnya.

Ferry mengungkapkan, suhu udara di Arab Saudi sangat panas mencapai 44 °C. Apalagi dengan semakin banyaknya jemaah yang sudah tiba di Arab Saudi. Membuat banyak jemaah yang terkena batuk, pilek dan radang paru-paru akibat menghirup debu. Karena itu, para jemaah haji asal NTB diminta untuk banyak istirahat dan memprioritaskan ibadah wajib.

“Jangan sampai pada puncak haji jemaah kita sakit, malah tidak bisa menunaikan ibadah yang wajib. Karena mengejar ibadah yang sunah. Saran saya bagi jemaah supaya maksimalkan istirahat, karena masa puncak haji belum tiba,” tuturnya.

Baca Juga :  Pemilik Lahan di KEK Mandalika Layangkan Somasi

Terpisah, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) NTB, Zamroni Aziz membenarkan bahwa ada dua Jemaah haji NTB yang meninggal dunia di Arab Saudi. “Inggih (benar), memang ada 2 jamaah haji kita yang berpulang ke rahmatullah (meninggal). Kami sangat-sangat berduka. Semoga beliau-beliau husnul khotimah, dan mendapat surganya Allah, aamiin,” doanya.

Zamroni menyebut total sebanyak 4.999 jemaah haji asal NTB yang diberangkatkan pada musim haji tahun 2023. Dari 4.999 jamaah yang berangkat ke Tanah Suci, terbagi dalam 13 kelompok terbang (Kloter). Adapun jemaah yang tergabung dalam kelompok terakhir atau Kloter 13, diterbangkan dari Lombok menuju Madinah, Arab Saudi pada Kamis (22/6).

“Kloter Sasambo berasal dari 10 kabupaten/kota di NTB sebanyak 289 orang. JCH NTB Kloter 13 tersebut, dari Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Bima dan Kota Bima,” terangnya. (cr-rat)

Komentar Anda