Dua ABK Kapal Pengangkut BBM Terbakar Ditemukan Meninggal

KORBAN: Salah satu dari dua korban kapal pengangkut BBM terbakar yang ditemukan meninggal, dibawa dengan kantong jenazah oleh Tim Medis Rumah Sakit Bhayangkara, untuk selanjutnya dibawa ke RSUP NTB. Sementara satu ABK lainnya yang hilang, belum ditemukan. (ROSYID/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Dua dari tiga anak buah kapal (ABK) MT Kristin Surabaya pengangkut bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite, yang terbakar di perairan pantai Ampenan, Kota Mataram, dan sebelumnya dinyatakan hilang, telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Bahkan salah satu korban ditemukan dalam kondisi yang cukup mengenaskan, tubuh sudah tidak utuh dan terbakar. “Dua orang sudah ditemukan, tadi pagi satu dan tadi siang satu,” ucap Plh Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Lalu Muhammad Iwan Mahardan, Senin (27/3).

Korban yang ditemukan Senin pagi itu, terindikasi atas nama Sukirman. Jasad Sukirman ditemukan di dalam kapal MT Kristin Surabaya, dalam keadaan tidak utuh dan terbakar. “Dari disaster victim identification (DVI) Polri sudah mengidentifikasi potongan tubuh korban dengan keadaan tidak utuh. Tapi dari identifikasi yang dilakukan tim DVI, korban bernama Sukirman,” sebutnya.

Jasad korban kali pertama ditemukan di atas kapal pada Senin dini hari, sekitar pukul 04.20 Wita. Berdasarkan pantauan koran ini, jasad korban sampai di Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB, sekitar pukul 08.30 Wita.

Tim medis juga terlihat mendatangkan sekitar lima orang ABK MT Kristin Surabaya yang selamat dalam insiden itu, untuk mengidentifikasi korban. Mereka terlihat menangis saat keluar dari ruang autopsi. Saat dimintai pendapat, mereka masih sedih dan enggan berkomentar.

Selesai di autopsi, tim medis membawa potongan jasad korban ke Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB, sekitar pukul 11.15 Wita, menggunakan kendaraan Ambulan Rumah Sakit Bhayangkara.

Baca Juga :  Nasib Belum Jelas, Puluhan Honorer NTB Datangi Kantor Gubernur

Sementara untuk korban ke dua, disebutkan belum terindikasi identitasnya. Berdasarkan pantauan di Rumah Sakit Bhayangkara hingga pukul 17.00 Wita, jasad korban belum tiba. “Dengan begitu, tinggal satu korban lagi yang belum ditemukan,” jelas Iwan.

Perihal penyebab kapal pembawa bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite tersebut terbakar, juga belum bisa dipastikan. Polda NTB akan berkoordinasi dengan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali untuk menyelidikinya.

“Untuk memastikan penyebab terjadinya kebakaran kapal ini, kami harus menggandeng Tim Labfor. Kita tidak bisa berandai-andai apa penyebabnya. Yang boleh menyatakan apa penyebabnya ini harus dari Labfor,” ungkap Iwan.

Dalam insiden kebakaran kapal pengangkut BBM yang terjadi Minggu lalu (26/3), sekitar pukul 14.45 Wita, di Pantai Bintaro, Ampenan, Kota Mataram. Kapal MT Kristin Surabaya membawa BBM jenis pertalite sebanyak 5900 kiloliter, yang rencananya akan melakukan droping BBM ke Teluk Benoa Bali. Namun karena Depo Teluk Benoa full kapasitas, sehingga dialihkan untuk melakukan droping ke Depo Pertamina Ampenan, yang notabene saat ini krisis bahan bakar.

Menurut informasi, sekitar pukul 14.30 Wita, kapal MT Kristin Surabaya hendak lego jangkar, menunggu antrian untuk mendistribusikan BBM jenis pertalite ke Depo Pertamina Ampenan. Tiga orang ABK menuju ke depan kapal, untuk menurunkan jangkar. Namun tiba-tiba terjadi ledakan, dan dalam waktu bersamaan bagian depan kapal mengalami kebakaran.

Baca Juga :  Mobil Listrik Karya SMKN 3 Mataram Tampil di IEMS 2021

Sekitar pukul 15.00 Wita, seluruh ABK dan Kapten Kapal MT Kristin Surabaya, menginstruksikan ABK-nya untuk menyelamatkan diri dengan sekoci, dan di evakuasi oleh nelayan sekitar pantai Ampenan.

Ketika peristiwa kebakaran itu terjadi, sebanyak 14 dari 17 ABK berhasil di evakuasi oleh tim gabungan dari Ditpolairud Polda NTB dan Basarnas Mataram. Evakuasi terhadap para ABK tersebut, dilakukan dengan menggunakan kapal Baladewa.

“Dari (Minggu) sore kami (Polairud) bersama Basarnas Mataram melakukan evakuasi ABK dari kapal yang terbakar. Ada 14 ABK yang berhasil kami evakuasi, sementara 3 lainnya masih dilakukan pencarian,” ujar Direktur Polairud Polda NTB, Kombes Pol Kobul Syahrin Ritonga.

Hingga malam hari, Direktur Polairud Polda NTB bersama sejumlah personel dengan menggunakan Kapal Baladewa, berusaha melakukan pemadaman, dan kapal akhirnya berhasil dipadamkan sekitar pukul 21.15 Wita. Selanjutnya, Ditpolairud masih melakukan pemantauan pelaksanaan pendinginan kapal.

“Direktorat Polairud  Polda NTB menurunkan 3 kapal untuk membantu evakuasi, yakni 1 Kapal Baladewa 8002 dari Mabes Polri, dan 2 unit Kapal Tipe C milik Direktorat Polairud Polda NTB,” pungkas Kobul, seraya menyampaikan, terhadap ke-14 ABK yg berhasil diselamatkan, langsung dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Tim Bid Dokkes Polda NTB, dan dinyatakan seluruh ABK dalam keadaan sehat. (cr-sid)

Komentar Anda