Cerita Korban Tanah Longsor Di Dusun Tato Timur, Desa Sandik

Rumah Selamat dari Gempa, Hancur Ditimpa Longsor

Tanah Longsor Di Dusun Tato Timur
RUMAH ROBOH: Salah satu korban rumah roboh tertimpa longsoran tanah talud, Lukman, terlihat mengambil bahan-bahan bangunan sisa rumahnya, dan kini terpaksa tinggal sementara di tenda. (FAHMY/RADAR LOMBOK)

Dusun Tato Timur, Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), termasuk salah satu daerah terdampak gempa. Namun kini setelah masyarakat mulai bangkit dari rasa traumanya. Mereka justeru kembali ditimpa bencana baru berupa tanah longsor, yang langsung menerjang dan menghancurkan rumah mereka.


ZULFAHMI – LOMBOK BARAT


GUYURAN hujan pada hari Selasa lalu (13/11), memang cukup lama dan deras. Selain itu, intensitas curah hujan juga cukup tinggi, berlangsung selama kurang lebih 2 jam di berbagai wilayah Kabupaten Lombok Barat, tidak terkecuali di Kecamatan Gunung Sari.

Terjadinya guyuran hujan ini, membuat talud sepanjang 25 meter roboh, dan longsoran tanahnya langsung menerjang tiga rumah warga yang ada di bawah talud. Akibatnya, rumah warga mengalami rusak parah.

Seperti yang dituturkan oleh Lukman, salah satu warga yang rumahnya ambruk karena diterjang longsoran tanah. Tanpa ada tanda-tanda, tiba-tiba tebing setinggi 4,7 meter itu ambruk, disertai suara gemuruh material runtuh berupa batu dan beton yang langsung menimpa rumahnya. Beruntung ketika itu terjadi, dia bersama isteri dan tiga anaknya sedang berada di luar rumah. “Tiba-tiba longsor, tidak ada tanda-tanda,” ceritanya, Rabu kemarin (14/11).

Disampaikan Lukman, ketika terjadi bencana gempa bumi beberapa waktu lalu, rumahnya yang berukuran 6 X 4 meter tidak mengalami kerusakan berarti, dan hanya retak-retak sedikit saja. Namun demikian, dia dan keluarga tetap khawatir tinggal di dalam rumah, dan lebih memilih mendirikan tenda. Apalagi gempa beruntun itu dilihatnya banyak menghancurkan rumah-rumah warga lainnya.

Baca Juga :  Bantuan Korban Gempa di Kota Mataram Belum Cair

“Kemarin pas terjadi gempa bumi, Alhamdulillah rumah saya tidak rusak, dan hanya retak-retak sedikit saja. Tetapi sekarang hancur karena longsor,” beber Lukman sedih.

Untungnya, lanjut Lukman, adanya gempa bumi itu semua barang berharga, termasuk barang pecah belah telah dikeluarkan lebih dahulu dari dalam rumah. Sehingga kerugian materiil terhadap barang tidak terlalu besar, dan hanya kerugian bangunan rumah yang ambruk.

Untuk tempat tinggal sementara, pihaknya bersama keluarga sejak rumahnya roboh telah membangun tenda. Dimana dia juga telah mendapatkan bantuan terpal dan sejumlah bahan makanan dari Pemda Lobar. “Saya buat tenda ini untuk tempat tinggal sementara,” ujarnya seraya menunjuk tenda dimaksud.

Pihaknya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, agar bisa segera memberikan bantuan kepada dia dan warga korban lainnya. Karena saat ini sedang musim hujan, dan dia khawatir jika terjadi hujan yang lebih deras lagi akan membuat tendanya cepat rusak. “Kami berharap segera dapat bantuan dari pemerintah,” harapnya.

Pengalaman senada juga dituturkan oleh Nuraini, warga lain yang rumahnya juga ambruk. Nuraini, tetangga Lukman ini rumahnya bersebelahan. Saat kejadian, dia juga sedang tidak ada di dalam rumah. Dia dan suaminya sedang mencari rumput untuk makanan ternak. Sehingga ketika pulang ke rumah, dia langsung kaget melihat rumahnya hancur diterjang longsoran talud. “Saya pergi cari rumput. Ketika tiba  dirumah, saya sudah lihat rumah saya hancur,” ungkapnya terbata.

Baca Juga :  BCC Bandung dan Nurdin Ranggabarani crisis center salurkan Bantuan Peduli Lombok

Nuraini tidak bisa berkata banyak. Diakui, rumahnya yang hancur ditimpa longsoran ini adalah rumah yang sedang tahap pembangunan, dan belum ditempati. Karena rumah lamanya hancur diterpa gempa bumi beruntun beberapa waktu lalu. “Rumah ini sedang saya bangun, karena rumah yang satunya rusak karena gempa,” tuturnya seraya menyeka air matanya.

BACA JUGA: Keluh Kesah Korban Gempa Saat Hujan Turun

Disampaikan, bencana longsor ini adalah kali kedua yang terjadi. Beberapa waktu lalu juga pernah terjadi longsor, namun tidak begitu besar, sehingga tidak sampai merusak rumah warga. “Ini longsor kedua. Sebelumnya pernah terjadi, tapi tidak ada yang rusak,” beber Nuraini.

Sekarang dia bersama suami, dan tiga orang anaknya terpaksa tinggal di tenda untuk sementara. Harapannya juga sama seperti warga terdampak musibah longsor lainnya, segera mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk perbaikan rumahnya, agar mereka bisa hidup dengan tenang. “Mudahan secepatnya bisa diberikan bantuan pembangunan,” harap Nuraini. (*)

Komentar Anda