Sebanyak 450 orang Jamaah Calon Haji (JCH) asal Kota Mataram yang tergabung dalam kloter I hari ini (12/8) berangkat ke tanah suci Makkah. Sebelum masuk asrama Jumat malam (11/8), pada pagi harinya dilakukan pelepasan di kantor wali kota.
ZULFAHMI–MATARAM
Seperti biasa sebelum para tamu Allah ini berangkat ke tanah suci, mereka masuk asrama haji. Para JCH Kota Mataram terlebih dahulu dikumpulkan di kantor wali kota guna pelepasan secara resmi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram.
Kehadiran para JCH ini jelas membuat kantor wali kota begitu ramai. Tidak hanya JCH yang datang, ribuan orang warga juga ikut serta. Para JCH ini diantar keluarga, kerabat bahkan warga di tempat tinggalnya. Inilah salah satu tradisi setiap musim haji yang masih berlangsung di Kota Mataram.
Usai Wali Kota H Ahyar Abduh memberikan wejangan dilakukan salam-salaman sambil diiringi pembacaan sholawat dar Ikatan Persaudaraan Qori dan Qori’ah ( IPQOh) Kota Mataram. Saat salam-salaman akan dimulai, secara tiba-tiba salah satu JCH lanjut usia datang memeluk Ahyar Abduh. Tidak hanya sekali, nampak beberapa kali ia memeluk Ahyar. JCH ini sampai meneteskan airmata di dalam pelukannya wali kota.
Tidak hanya kepada wali kota, hal yang sama juga dilakukan kepada Wakil Wali Kota Mohan Roliskana. JCH perempuan ini seperti melepas keinginan yang sudah lama ia pendam untuk bisa bertemu dan memeluk pemimpin Kota Mataram ini. Para pejabat Pemkot Mataram yang hadir berupaya menenangkan JCH ini dan diminta kembali ke rombongannya di rombongan lima.
Petugas pembimbing haji mengantarkan nenek tersebut masuk kembali ke rombongannya.JCH ini bernama Daimah berusia 86 tahun yang berasal dari Ampenan Kota Mataram. Salah satu impiannya sebelum berangkat ke tanah suci Mekkah adalah bisa bertemu dan memeluk Wali Kota Ahyar Abduh.” Bisa memeluk Wali Kota Mataram ini keinginan besar saya belum berangkat haji,” tuturnya.
Alasan itulah yang membuat dirinya berani keluar dari barisan rombongan untuk mendekati wali kota dan wakil wakil wali kota untuk bisa lebih dulu bersamalaman. Setelah bisa bertemu langsung, Daimah mengaku bahagia dan lega. Sebab selama ini keinginan bertemu wali kota terus membebani pikirannya.” Saking senang saya berangkat haji, saya harus bisa bertemu wali kota,” ujarnya sambil mencucurkan air mata.
Ia berangkat haji sendirian tanpa didampingi oleh sanak saudara apalagi suami. Ia menunggu selama kurang lebih 5 tahun baru bisa berangkat haji. Sehari-hari Daimah bekerja berjualan kebutuhan pokok. Dia juga masih memperoleh gaji pensiun suaminya.
Sementara itu JCH yang berusia paling tua Ismail, 90 tahun saat ditemui wartawan tidak bisa berkata banyak menjawab pertanyaan wartawan. Yang ada hanya linangan air mata yang keluar. Dia terus mengucap rasa syukur dan bahagia bisa berangkat melaksanakan ibadah haji tahun ini.” Syukur alhamdulillah bisa dipanggial Allah untuk berangkat haji tahun ini,” ujarnya singkat. Meski sudah berusia 90 tahun, namun Ismail merasa tetap sehat. Dia juga begitu bersemangat. (*)