BPTP Balitbangtan NTB Dukung Peningkatan Produktivitas Jagung

Berbasis Bioindustri Lahan Kering

BPTP Balitbangtan NTB
PANEN JAGUNG: NTB ditunjuk menjadi sentra penghasil jagung nasional untuk menekan impor Jagung mulai tahun 2017. Tampak salah seorang petani saat memanen jagung. (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Kementerian Pertanian RI melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTB terus berupaya untuk meningkatkan produtivitas jagung, dengan melakukan penyebaran teknologi melalui berbagai pendekatan.

Salah satunya melalui Demfarm dan temu lapang, guna mendorong peningkatan penerapan teknologi oleh petani budidaya jagung Hibrida Bima 20 URI. Hal itu sekaligus salah satu bentuk kegiatan nyata BPTP Balitbangtan NTB dalam mendukung pertanian Bioindustri berbasis integrasi tanaman ternak pada lahan kering beriklim kering.

Kepala BPTP Balitbangtan Provinsi NTB, Dr. H. M Saleh Mochtar mengatakan, penyebaraluasan teknologi budidaya jagung Hibrida Bima 20 URI merupakan salah satu kegiatan dari pengkajian sistem pertanian Bioindustri berbasis integrasi tanaman ternak pada lahan kering di Pulau Sumbawa, yang telah dilakukan oleh BPTP Balitbangtan NTB dari tahun 2015 hingga tahun 2017 sekarang ini. “Konsep sistem pertanian Bio industri terintegrasi ini sangat bagus untuk dimanfaatkan yang berorientasi agribisnis,” kata Saleh, Sabtu (30/9).

BPTP Balitbangtan NTB telah membuktikan pengembangan dan penerapan teknologi pertanian berbasis bio indsutri berbasis integrasi tanaman ternak di lahan kering beriklim kering di Pulau Sumbawa telah memberikan hasil cukup signifikan. Baik itu produktivitas tanaman jagung dan juga dalam pengembangan ternak. Karena pohon serta daun dari jagung dan tongkolnya bisa diolah untuk pakan ternak. Begitu juga dengan kotoran ternak bisa dimanfaatkan untuk pupuk kandang yang jauh lebih bagus dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia.