Biskuit Makanan Tambahan Balita Ditemukan Berjamur

dr Lalu Hamzi Fikri (FAISAL HARIS/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Sejak Kamis (29/3) lalu, beredar foto biskuit atau makanan tambahan untuk Balita ke Pulau Maringkik, Kabupaten Lombok Timur, yang sudah jamuran di media sosial (Medsos) seperti di WhatsApp Group (WAG). Dimana dalam foto yang dikirim oleh salah satu anggota WAG, memperlihatkan biskuit untuk Balita itu ada yang sudah jamuran.

Menanggapi itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri, menjelaskan kronologi penemuan biscuit jamuran tersebut. Dijelaskan, pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyerahkan Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil kepada Dinkes NTB.

Selanjutnya pihak Dinkes Provinsi NTB bertugas mendistribusikan bantuan makanan tambahan Balita berupa biskuit tersebut, kepada kabupaten/kota di NTB, yang selanjutnya disimpan dalam buffer stock atau stok cadangannya (Dinkes NTB).

Pada 8 Maret 2023, sambung Fikri, Dinkes Lombok Timur bersurat ke Dinas Kesehatan Provinsi NTB, meminta biskuit MP ASI Balita dan ibu hamil dalam rangka mendukung kegiatan Gebyar Pelayanan Kesehatan di Pulau Marangkik, yang diselenggarakan pada 20 Maret 2023.

Kemudian Puskesmas Keruak mengambil biskuit Makanan Tambahan Balita ke Dinas Kesehatan Provinsi NTB sebanyak 80 kardus, menggunakan kendaraan Ambulans pada 17 Maret 2023. Tim dari Puskesmas Keruak memeriksa biskuit makanan tambahan Balita tersebut.

Baca Juga :  Eksploitasi Anak, Dua Emak-Emak Diamankan

“Semua biskuit dalam kondisi baik, dengan kondisi kardus yang masih utuh, dan tidak ada yang terbuka maupun lusuh. Selanjutnya biskuit tersebut didistribusikan ke Pulau Maringkik oleh Tim Puskesmas,” terangnya.

Pada tanggal 20 Maret 2023, lanjutnya, bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Gebyar Pelayanan Kesehatan di Pulau Maringkik, Dinkes Provinsi NTB membantu mendistribusikan sisa biskuit Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil. Rinciannya 82 dus PMT Balita, dan 50 kardus PMT Ibu Hamil yang tidak terangkut sebelumnya oleh Puskesmas Keruak.

“Distribusi dilakukan menggunakan kendaraan Travelo. Sebelum dilakukan distribusi, Dinas Kesehatan Provinsi NTB sudah melakukan cek kondisi barang. Semua barang dalam kondisi baik, dilihat dari bentuk fisik dus dan expired date yang tertulis Oktober 2023. Barang tersebut kemudian disimpan di Puskesmas Keruak,” tuturnya.

Selanjutnya, kata Fikri, pada 29 Maret 2023, Puskesmas Keruak melakukan kegiatan Verifikasi Hasil Pengukuran Balita di Desa Pijot, Kecamatan Keruak, dan semua sasaran diberikan Makananan Tambahan Balita berupa biskuit.

Biskuit yang terdistribusi ke sasaran sejumlah 27 dus, masing-masing dus berisi 4 Kotak. “Sehingga total yang terdistribusi sebanyak 108 kotak,” tambahnya.

Dari 108 kotak tersebut, sambungnya, terdapat 3 kotak yang di dalamnya ditemukan biskuit berjamur. Dari ketiga kotak tersebut, ditemukan sekitar 8 sachet biskuit berjamur. Selebihnya, kata Fikri, biskuit dalam keadaaan baik.

Baca Juga :  Praperadilan Kasus Tambang Pasir Besi, Kajati: Senang Hati Saya Layani

Pada 30 Maret 2023, semua Makanan Tambahan Balita yang telah terdistribusi pada kegiatan Verifikasi Hasil Pengukuran Balita ditarik oleh pihak Puskesmas. “Sampai dengan saat ini, 30 Maret 2023, tidak ada laporan masyarakat akibat mengonsumsi biskuit tersebut,” tandas mantan Direktur RSUD Provinsi NTB ini.

Sebelumnya, salah satu anggota WAG menuturkan terkait makanan tambahan Balita untuk program verifikasi stunting yang ditemukan berjamur. “Bagaimana makanan tambahan BALITA untuk program verifikasi stunting kok jamuran,” tulis pengirim melengkapi keterangan foto.

Ditambahkan dalam keterangannya, ia menggaku, apa iya, makanan untuk program kesehatan justru tidak sehat. Pelayan kesehatan dianggap tidak mencerminkan hidup sehat.

Beragam tanggapan dari anggota group pun bermunculan. Mulai dari makanan kedaluarsa, hingga mempertanyakan tanggung jawab Dinas Kesehatan Provinsi NTB. “Bisa saja ini biscuit sudah kedaluarsa, tidak diperhatikan tapi langsung dibagikan. Ini teguran untuk pihak tertentu agar lebih baik dalam mengecek dan melaksanakan tugas,” respon salah satu anggota WAG.

“Jangan setengah hati alasan karena tidak tauan. Kedaluarsa sudah pasti tertera di bungkus,” imbuhnya. (sal).

Komentar Anda