BIPIH Naik, Banyak Jamaah Ajukan Pembatalan Keberangkatan

JAMAAH HAJI : Kemenag Kota Mataram terus memproses tahapan keberangkatan haji tahun 2024. (Ali Ma'shum/Radar Lombok)

MATARAM – Naiknya biaya penyelenggaraan ibadah haji (BIPIH) tahun 2024 terancam memengaruhi tingkat pemberangkatan calon jamaah haji (CJH). Sejumlah CJH bahkan memutuskan pembatalan pemberangkatan karena belum siap secara ekonomi untuk membayar pelunasan. “Karena belum siap untuk melunasi, banyak yang ajukan pembatalan,” beber Kasi Haji dan Umrah Kemenag Kota Mataram, H Kasmi, kemarin.

Untuk informasi, besaran BIPIH sudah diumumkan dan naik menjadi Rp 58.630.888. Jika setoran awal oleh jamaah Rp 25 juta, maka untuk pelunasan jamaah harus menambah sebesar Rp 33.630.888. Penambahan ini cukup banyak membebani jamaah dan belum siap untuk pelunasan.

Saat ini tercatat empat orang jamaah memutuskan untuk membatalkan keberangkatan karena belum mampu melunasi BIPIH yang mengalami kenaikan. “Karena tambahannya katanya cukup besar, boleh dia menunda, nanti kita berikan blangko penundaan. Baru empat orang yang menghadap secara langsung, nanti diganti jamaah haji cadangan. Itu cadangan kita kan cukup banyak 202 jamaah,” katanya.

Selain itu, ada juga jamaah beralasan belum mendapat pekerjaan pasca Covid-19 perekonomian belum normal. “Sehingga tidak ada jalan lain, katanya dari pada kami mudharat itu ya kami batalkan. Itu tidak bisa kita laksanakan,” katanya.

Baca Juga :  Pencopotan Tersangka OTT Pungli Pasar ACC Diproses

Ada konsekuensi untuk jamaah yang menunda atau membatalkan keberangkatan. Ketika mendaftar lagi, maka harus menunggu 37 tahun untuk berangkat ke tanah suci. Karenanya, Kasmi meminta jamaah untuk mempertimbangkan dengan matang mengajukan pembatalan. “Sekarang 37 tahun harus menunggu, itu daftar tunggu kita di Kota Mataram. Terus daftar tunggu kita di Kota Mataram itu sudah sekitar 22 ribu orang,” jelasnya.

Selain itu, ada juga jamaah yang menarik setoran karena terlalu lama menunggu. Kemudian memutuskan untuk melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu. “Rata-rata jug karena ekonomi dan tidak mampu menunggu terlalu lama dan tidak ada untuk melunasi. Rata-rata yang pembatalan setiap bulannya itu 30 orang. Setiap hari ada, itu tidak hanya kuota yang lama tapi yang baru daftar juga. Tapi banyak juga yang daftar setiap bulannya itu 150 orang. Lebih banyak yang daftar dari pada yang menarik setoran,” katanya.

Baca Juga :  Banyak Honorer Baru Bakal Dipecat

Sementara itu, ada 857 total jamaah yang harus menyetorkan pelunasan di tahap ke satu. Rinciannya 635 jamaah reguler dan 222 jamaah cadangan. Sedangkan yang sudah menyetorkan pelunasan sebanyak 45 jamaah. Apapun yang belum melunasi sebanyak 822 jamaah. “Sampai hari ini (Jumat 26/1) yang sudah terinput datanya karena berkaitan dengan istitoahnya. Kalau belum selesai istitoahnya maka kita dengan bank itu satu link. Kalau dari Dikes bilang belum istitoah keterangan di bank itu belum sehat dan jamaah harus periksa dulu. Beda dengan 2023, jamaah lunasi dulu baru periksa kesehatan. Nah sekarang dibalik dan itu kebijakan pemerintah pusat,” bebernya.

Masih ada kesempatan sepekan lebih untuk jamaah melunasi BIPIH. Namun yang belum istitoah harus menunggu surat kesehatan dan dinyatakan sehat dari Dinas Kesehatan. “Kalau d tahap kedua itu untuk jamaah gabungan dan gagal sistem. Bisa jadi tahap pertama dia tidak sehat berarti itu sistemnya tidak tercapai. Bisa nanti tahap kedua pelunasannya,” pungkasnya. (gal)

Komentar Anda