Berebut Kursi Panas Kades

Kursi Panas Pilkades

MATARAM–Sejumlah kabupaten di NTB menggelar pemilihan kepala desa (pilkades) serentak.

Di Lombok Barat, pilkades serentak digelar Rabu (7/12). Lalu di Lombok Timur,  14 Desember 2016 mendatang digelar   di 53 desa yang tersebar di 19 kecamatan.  Di Lombok Tengah, telah digelar 23 September 2016 lalu dan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) digelar bulan Oktober lalu di 16 desa.

Pilkades tahun ini lebih semarak. Selain digelar serentak, juga karena calon yang ikut bertarung jumlahnya cukup banyak. Di Lombok Barat misalnya, dari 18 desa yang menggelar pilkades,  terdapat 68 calon kades yang siap bertarung.  Ini adalah calon seleksi administrasi. Yang mendaftar jumlahnya jauh lebih besar. Begitu juga di Lombok Timur, Lombok Tengah dan Sumbawa Barat, antusiasme warga yang mencalonkan diri jadi pilkades cukup besar.

Hal ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan pilkades priode – priode sebelumnya yang tidak begitu seramai saat ini.  Peserta pilkades ini juga dari berbagai kalangan.  Di Lombok Timur,  setiap desa para  calon  yang mendaftar  mencapai  tujuh sampai delapan orang dari ketentuan maksimal lima  calon. Pesertanya juga  banyak juga dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), bahkan sudah ada yang menyandang eselon III menjabat sebagai sekretaris SKPD. 

Panitia di tingkat kabupatan dan desa terpaksa harus melakukan seleksi para calon. Kini dari 53 desa , setiap desa jumlah calonya sebagian besar lima orang, empat dan hanya  satu desa yang memiliki dua calon kades.

Seperti di Desa Lenek Pesiraman Kecamatan Aikmel Lombok Timur.  Di desa  ini sebanyak empat calon yang akan bertarung untuk merebut kursi orang nomor satu di desa itu. Dari empat calon ini, merupakan hasil seleksi dari enam orang calon  sebelumnya yang mendaftarakan diri. Sementara dua calon dinyatakan tidak lolos setelah melalui seleksi secara faktual.

‘’Pengalaman pilkades sebelumnya, jauh berbeda dengan sekarang,” kata ketua panitia pilkades Desa Lenek Pesiraman Efendi Senin kemarin (5/12).

Pada pilkades priode pertama, saat itu jumlah calonnya hanya dua orang. Tapi untuk pilkades saat ini jumlah calon  mendaftarakan sebanyak enam orang. ‘’Kita saat ini punya empat calon, sebelumnya enam yang daftar. Tapi dua gugur karena memenuhi syarat,” jawabnya.

Baca Juga :  Kursi Wabup Masih Kosong, Gubernur Surati Bupati

Di  Desa Gunung Rajak Kecamatan Sakra Barat Lombok Timur  calon yang ikut mendaftarkan diri sebanyak tujuh calon, namun setelah seleksi  yang lolos  lima calon. “ Yang daftar tujuhorang, yang lolos lima,'' kata Lalu Samsul Jamhari salah satu calon Kepala Desa Gunung Rajak.

Kepala Badan Pemberdayaan  Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD) Lotim  H Syamsuddin. Ia mengaku, pelaksanaan pilkades serempak di Lotim tahun ini jauh berbeda jika  dibandingkan dengan pilkades sebelumnya. Ini dilihat dari jumlah calon kades di 53 desa yang  akan menggelar pilkades serempak, yang begitu  cukup banyak. 

‘’Antusiasme masyarakat mencalonkan diri sebagai kades di pilkades serentak di Lotim sangat tinggi,” jawab Syamsuddin.

Di Lombok Barat sendiri ada empat desa yang lebih dari lima pendaftar atau bakal calon. Di antaranya, di Desa Sekotong Timur Kecamatan Lembar dengan tujuh balon, Desa Gili Gede Kecamatan Sekotong dengan enam balon, Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong dengan enam balon serta Desa Labuan Tereng Kecamatan Lembar dengan sembilan balon.

 Salah satu calon Kades Labuan Tereng, H. Taufiq Asy’ari sendiri sudah menjabat kades 12 tahun. Pria lulusan MA yang juga petahana ini memilih untuk maju lagi. Alasannya ingin tetap mengabdikan diri di desa tercintanya ini. Menurutnya, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk semakin memajukan Labuan Tereng.

Perihal dengan sembilan balon di Desa Labuan Tereng, atau bisa dikatakan terbanyak di Lobar, itu patut disyukuri kata Taufiq, karena itu berarti adanya kesadaran untuk ingin membangun desa luar biasa di Labuan Tereng. “Dan demokrasi di Labuan Tereng itu juga terbangun,” terang pria 43 tahun ini.

Namun perihal alasan masing-masing balon atau empat calon lainnya menjadi kades, tidak diketahuinya. Yang jelas kata dia, banyaknya balon yang mendaftar patut disyukuri.

Kondisi serupa juga terjadi di Lombok Tengah.  Warga yang mendaftar sebagai calon kades rata-rata lebih dari lima orang di tiap desa. Salah satunya di  Desa Teduh Kecamatan Praya Barat Daya. Di desa  ini, jumlah warga yang mendaftar ada enam orang  namun yang memenuhi persyaratan hanya empat orang. “Tumben pilkades tahun ini paling banyak, kalau sebelumnya 2  dan 3 orang,” kata Kepala Desa Teduh Jumadil.

Baca Juga :  Pendamping Desa Dinilai Tak Becus Kerja

Antusiasme masyarakat ingin menjadi kades memunculkan beragam tanggapan. Selain karena pendaftaran tanpa dipungut biaya, kesan lainnya tentu tidak lepas   dari keberadaan dana desa (DD) yang digelontorkan pemerintah pusat ke desa.  Dengan adanya dana ini, semakin banyak dana yang dikelola oleh desa.  Apalagi tahun depan, anggaran dana desa di APBN meningkat.  Masing-masing desa seperti yang dikatakan   Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo saat membuka acara Gelaran Teknologi Tepat Guna (GTT) XVIII di Islamic Center, Rabu lalu (23/11),secara kalkulasi, mulai tahun 2017 setiap desa akan mendapatkan dana desa sekitar Rp 800 juta sampai Rp 900 juta per desa. Belum lagi ditambah dana dari provinsi dan kabupaten yang jika dihitung bisa mencapai Rp 3 miliar per desa. 

Kepala BPMPD  Lotim  H Syamsuddin  belum memastikan penyebab antusiasmenya warga ikut pilkades.  Namun ia memperidiksi,  tingginya antusiasme mayarakat ingin menjadi kades tak lepas   karena melihat anggaran yang  dikelola oleh desa sejauh ini sangat besar.  Selain itu, calon   tidak  dipungut  biaya pendaftaran.

‘’Saya juga sifatnya masih memprediksi saja. Apakah ini karena persoalan anggaran desa yang dikelola cukup besar, atau mungkin karena mereka tidak dipungut biaya pendaftaran,” terang dia.

Melihat semua itu, dia  menilai keberadaan anggaran  yang besar dikelola desa,  menjadi salah satu  pemikat  banyaknya  orang yang ingin menjadi kades.  Jika dibandingkan sebelumnya, anggaran yang dimiliki desa  tidak sebesar setelah ada dana desa ini. ‘’ Bisa jadi karena anggaran yang besar. Kalau dulu sebelum ini, anggaran untuk desa tidak besar. Apalagi 2017 mendatang, anggaran untuk desa rata-rata akan diberikan  mencapai Rp 2 miliar,” katanya.

Kepala Desa Teduh Lombok Tengah Jumadil mengatakan, antusiasme warga ikut pilkades, tidak semata-mata karena adanya dana desa itu. Diakuinya, memang dana desa ini sebagai daya tarik. Namun faktor lain seperti  Sumber Daya Manusia (SDM) yang meningkat dan faktor pengabdian juga jadi alasan ramainya warga mendaftar sebagai calon kades. ''Untuk anggaran sendiri itu relatif ya. Jadi, tidak bisa dibanggakan sepenuhnya untuk maju sebagai kepala desa. Anggaran itu sudah ada peruntukannya dan jelas aturan yang mengaturnya,'' kata Jumadil.(lie/cr-wan/cr-ap/zul)

Komentar Anda