Bareskrim Duga Keterlibatan Jaringan Bulgaria

Brigjen Pol Agung Setya (Lukmanul Hakim/Radar Lombok)

MATARAM – Kasus pembobolan rekening tabungan nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Mataram melalui layanan mesin penarikan tunai atau Anjungan Tunai Mandiri (ATM) diduga melibatkan komplotan jaringan internasional.

Hal itu disampaikan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Tipideksus) Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Agung Setya di sela-sela Rapat Tim Kerja Satgas Waspada Investasi Provinsi NTB.

“Jika melihat cara kerjanya dalam pembobolan ATM nasabah BRI di Mataram ini mereka berkelompok,” kata Brigjen Pol Agung Setya di Hotel Golden Palace, Kamis kemarin (27/10).

Dikatakannya, kasus pembobolan dengan modus seperti skimming (pencurian data nasabah) dengan menempatkan alat pelacak di mesin ATM, sebelumnya juga pernah terjadi dan itu di Provinsi NTB. Pelaku pembobolan rekening tabungan nasabah juga melakukan modus kerja yang sama oleh pelakunya merupakan jaringan Bulgaria dan Turki. Bahkan pelaku yang berasal dari Bulgaria ini ditangkap Bareskrim Polri di Bosnia kemudian diektradisi ke Indonesia untuk menjalani proses hukum.

Jaringan internasional dari Bulgaria ini memiliki komplotan di berbagai negara di dunia, hingga Eropa dan Asia. Hanya saja, kasus seperti pembobolan ini nasabah selaku korbannya cukup banyak berasal dari Indonesia. “Kelompok Bulgaria ini sangat besar dan ada dimana-mana.Indonesia jadi korban, tapi kita sudah punya sistim untuk menangani masalah ini dengan baik,” terang Agung.

Oleh karena itu, lanjut Agung agar semua pihak, baik itu lembaga perbankan, vendor ATM, pihak pengelola tempat ATM secara bersama-sama dengan kepolisian menangani masalah tersebut.

“Jangan menunda-nunda, lebih cepat lebih baik untuk melawan pelaku dan menuntaskan permasalahan ini,”  tambah Agung.

Menurut Jenderal bintang satu ini, kasus pembobolan rekening tabungan nasabah BRI melalui mesin ATM tidak ada kaitannya dengan perangkat teknologi dan informasi (TI) yang dimiliki BRI itu lemah atau tidak canggih. Melainkan ini murni perilaku penjahat yang mencari celah untuk membobol perangkat TI yang dimiliki oleh lembaga perbankan. Jika sebelumnya para penjahat ini melakukan aksinya disaat pada malam hari saat orang mulai terlelap, namun justru sekarang  pelaku tindak kejahatan ini beraksi di saat orang bekerja.

Baca Juga :  Kemendagri Putus Jaringan Server Dukcapil Dompu

Oleh krena itu, kerja sama antara semua pihak mulai dari penegak hukum, perbankan, vendor ATM dan juga tempat pengelola ATM  bersama-sama melakukan pemantauan dan pengawasan secara rutin. Bahkan jika memungkinkan, jika mesin ATM berlokasi di tempat yang relatif sepi, maka lebih baik di relokasi (pindahkan) ke tempat yang lebih aman dan ramai.“Ini perilaku penjahat, BRI sudah memiliki perangkat bagus. Yang paling penting sekarang adalah bagaimana mengejar pelaku ini,” ujarnya.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB  Yusri menyebut sedikitnya 327 orang nasabah BRI Mataram menjadi korban pembobolan rekening tabungan nasabah melaui layanan mesin ATM BRI. Dari jumlah 327 orang nasabah itu, diperkirakan uang yang nasabah yang lenyap mencapai Rp 1,6 miliar. “Saya sudah mendapatkan laporan dari Pimpinan Cabang BRI Mataram bahwa  nasabah yang sudah melapor sebanyak 327 orang. Jumlah itu kemungkinan bisa saja akan bertambah,” kata Yusri.

Menurut Yusri kasus tersebut menjadi atensi serius dari OJK. Pasalnya, kasus besar seperti ini baru kali ini terjadi di lembaga perbankan yang ada di Provinsi NTB.  Ia mengingatkan BRI untuk meningatkakan kewaspadaan dan lebih rutin melakukan pemantauan serta pengawasan di seluruh mesin ATM yang ada. Selain itu juga jika  memungkinkan pihak BRI diminta untuk merelokasi mesin ATM yang sulit dilakukan pengawasan, karena berada di tempat yang pinggiran dan berada di tempat yang relatif sepi dan jauh dari pemukiman masyarakat.

Dikatakan Yusri keamanan dan kenyamanan nasabah yang menjadi utama bagi lembaga perbankan. Oleh karena itu, bagi mesin ATM yang berada di tempat yang sepi lebih baik direlokasi ke tempat yang lebih ramai bisa dijangkau oleh pengawasan BRI secara rutin. “Potensi seperti itu masih kuat bisa terjadi bagi ATM yang ada di pinggiran. Apalagi kalau malam, cukup sepi. Karena itu lebih baik direlokasi saja mesin ATM yang berada di tempat sepi,” kata Yusri.

Baca Juga :  Diskominfo Bakal Bangun Jaringan Intra SKPD

Yusri mengakui jika kasus pembobolan rekening nasabah bank dengan modus ‘skimming’ ini bukan yang pertamakali terjadi,melainkan kasus serupa juga pernah terjadi. Hanya saja, yang sekarang ini dialami oleh BRI di Cabang Mataram merupakan kasus besar.

Oleh karena itu, Yusri meminta pihak BRI untuk terus menyiapkan layanan pengaduan nasabah yang melapor. Karena tidak menutup kemungkinan nasabah yang mengalami kasus tersebut akan bertambah. Selain itu, pihak BRI juga bisa memberikan pelayanan terbaik dan siap menerima setiap aduan masyarakat terkait kasus tersebut.

Selain itu, para nasabah yang menjadi korban pembobolan rekening untuk tidak perlu panik. Karena pihak BRI siap mengganti kerugian yang dialami nasabah selama dokumen dan data yang dibutuhkan itu lengkap. Hanya saja proses pengembalian uang nasabah itu oleh pihak BRI butuh proses tidak bisa langsung cepat, karena perlu terlebih dahulu verifikasi data dan dokumen kelengkapan nasabah untuk dicocokan dengan data dimiliki perbankan. “Saya imbau kepada seluruh nasabah untuk tidak perlu panik. BRI akan bertanggungjawab terkait masalah ini. Hanya saja butuh waktu untuk ferivikasi data dan dokumen nasabah,” pungkasnya. 

Satreskrim Polres Mataram bergerak menangani laporan dari  BRI Cabang Mataram. Tahap awal penyelidikan ini, petugas mengagendakan pemanggilan beberapa pihak untuk diklarifikasi. Salah satunya vendor yang digunakan oleh BRI untuk jasa pengamanan mesin ATM  di bank itu yaitu  PT Swadarma Sarana Informatika (SSI). ‘’ Penyelidikan sudah kita mulai. Pihak vendor yaitu PT SSI akan kita mintai klarifikasinya untuk tahap awal ini,’’ ujar Kapolres Mataram AKBP Heri Prihanto.

Heri mengaku tidak perlu surat pemanggilan untuk meminta klarifikasi dan didengar oleh kepolisian. ‘’ Sampai siang ini (kemarin, red) saya masih koordinasikan ada tidak pihak vendor ini yang datang ke kita. Nanti kalau mereka datang akan kita mintai klarifakisnya sebagai bahan penyelidikan yang kita lakukan,’’ katanya. Sementara itu PT SSI cabang Mataram masih enggan memberikan keterangan kepada media.(luk/gal)

Komentar Anda