MATARAM– Cuaca ekstrim yang terjadi di Kota Mataram akhir-akhir ini membuat Pemkot waspada. Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh menetapkan status siaga bencana bagi Kota Mataram yang ditandai dengan apel siaga di Pendopo Wali Kota Mataram kemarin. Apel siaga diikuti semua Lurah dan Camat, anggota Tim Reaksi Cepat (TRC), Tagana, Pol PP, Satgas Pertamanan dan petugas kebersihan.
Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh menekankan saat ini sudah memasuki cuaca ekstrim. Biasanya kondisi seperti ini berlangsung cukup lama mulai Desember sampai awal tahun. Untuk itu perlu dilakukan persiapan menghadapinya.”Tapi mudah-mudahan Mataram tidak terkena bencana apapun,” ungkap Ahyar.
Baru-baru ini terjadi bencana banjir. Untuk itu perlu dilakukan langkah antisipatif dari semua pihak terutama Lurah dan Camat yang mempunyai wilayah harus sigap dalam melakukan pencegahan.
Selain apel siaga, Pemkot Mataram juga membentuk tim terpadu penanganan bencana. Terhadap tim yang sudah dibentuk ini, diharapkan segera bekerja dan menyusun program menghadapi cuaca ekstrim.
Wali kota juga meminta secepatnya dibuat posko utama sebagai tempat untuk memantau dan melakukan pengawasan setiap ada potensi bencana. Selain posko utama juga diharapkan di masing-masing kecamatan atau kelurahan juga ada posko bencana.
Kalau ada informasi yang kurang baik terhadap keberadaan tim terpadu yang sudah dibentuk, Ahyar menegaskan pihaknya tidak akan segan-segan menindak.”Saya akan turun Sidak kesiapan di lapangan nanti pada waktunya,” tambah Ahyar.
Peringatan lebih khusus ditekankan kepada masing-masing Lurah untuk selalu aktif melakukan komunikasi dan koordinasi. Kesiap-siagaan tidak boleh putus. Alat komunikasi tidak boleh ada yang mati. “ Alat komunikasi tidak boleh mati selama 24 jam,” tegasnya.
Tim terpadu harus bekerja dengan maksimal selama 24 jam. Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Dedi Supriadi mengatakan, banjir yang terjadi beberapa waktu lalu merendam ribuan rumah warga. Pihaknya belum bisa menyebutkan berapa nilai kerugian yang timbul.”Kerugian materi belum bisa kami sebutkan karena masih dihitung kelurahan,” tegas Dedi.
Warga juga belum bisa mendapat bantuan apapun, karena bantuan tersebut akan diberikan setelah selesai pendataan. Sementara sampai saat ini 14 kelurahan yang terdampak banjir belum menyerahkan data resminya kepada BPBD. Prosedurnya setelah data resmi diterima, kemudian data tersebut diajukan ke BPBD Provinsi untuk kemudian bisa diberikan bantuan logistik.” Kami di Mataram tidak ada gudang logistik, kalau ada permintaan pasti dikirimkan dari Provinsi,” ungkap Dedi.(ami)