Anggaran Promosi Pariwisata KLU Dicoret

POSITIF: Kunjungan wisatawan ke gili mulai menunjukkan tren positif, seiring dengan dilonggarkannya aturan berpergian saat pandemi covid-19. (IST/FB Benji)

TANJUNG–Anggaran promosi pariwisata minim beberapa tahun belakangan, bahkan dicoret. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi Dinas Pariwisata KLU untuk mengoptimalkan promosi pada masa pandemi covid-19. “Kita butuh anggaran untuk promosi, kalau tidak ada anggaran bagaimana kita bisa optimal bergerak,” ungkap Kabid Pemasaran Dispar KLU Raden Santiyo, kemarin (27/4).

Diungkapkan, pihaknya sudah mengusulkan anggaran Rp 1,3 miliar untuk promosi. Namun angaran tersebut dicoret Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Padahal anggaran sebesar itu mau digunakan untuk menggelar event-event yang sudah masuk dalam calendar event.

Dan dikarenakan tidak ada anggaran, maka hanya bisa promosi lewat media sosial dan beberapa expo. “Kemarin di Mandalika kita ikut di Mandalika Expo, di sana kita melakukan upaya pengenalan properti dan sejumlah destinasi wisata yang ada,” jelasnya.

Baca Juga :  Polres Lombok Utara Bakal Patroli Jaga Rumah Kosong

Adapun sejumlah kegiatan yang masuk dalam calendar event yakni Mandi Safar, Maulid Adat, Festival Lebaran Topat. Untuk menggelar kegiatan dimaksud, Santiyo berencana berkoordinasi dengan pemerintah provinsi guna mendapat dukungan.

Kemudian menyangkut kunjungan wisata beberapa waktu terakhir, diakui kondisinya sudah mulai membaik. Tetap ada saja wisatawan dari Bali yang datang ke gili menggunakan kapal cepat. Untuk angka rincinya, masih belum diketahui. “Kita belum kantongi datanya, jadi masih belum bisa kita sampaikan berapa angka pasti kunjungan wisatawan saat ini. Usai lebaran ini rencananya kita lakukan pendataan,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemilik Warung Nasi di Gili Trawangan Ini Nyambi Jual Sabu

Sebelumnya, Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan juga mengakui bahwa kunjungan ke tiga gili masih sepi. Meski begitu ada peningkatan angka kunjungan sejak dibukanya border di Bali. “Usai border dibuka, itu peningkatannya rata-rata 30 sampai 40 persen. Jadi per harinya itu rata-rata 100 orang sampai 200 orang. Itu yang menggunakan fast boat dari Bali,” ujarnya.

Rata-rata pengunjung dominan ke Gili Trawangan, baru ke Gili Air dan Gili Meno. Ia berharap, ke depannya pengunjung lebih banyak lagi. Tentunya dengan dukungan promosi dan penyediaan paket wisata oleh pemda. (der)

Komentar Anda