Abon Penyebab Keracunan Siswa Diuji di BPOM

MASIH DIRAWAT : Sebagian siswa SDN 3 Ketapang Raya Kecamatan Keruak yang keracunan masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Patuh Karya Keruak. (Ist/Radar Lombok)

SELONG – Total ada 20 siswa SDN 3 Ketapang Raya Kecamatan Jerowaru keracunan setelah memakan  abon ikan tongkol, Rabu (18/1). Mereka dilarikan ke Puskemas terdekat setelah mengalami pusing dan mual- mual. Bahkan ada sebagian siswa dilarikan ke Rumah Sakit Patuh Karya Keruak untuk mendapatkan penanganan lebih intensif.

Setelah sehari menjalani parawatan, sebagian siswa dipulangkan karena kondisinya telah membaik. Sebagian lagi masih dirawat di rumah sakit. Pihak kepolisian masih melakukan pendalaman untuk mengungkap penyebab siswa keracunan. Polisi bekerja sama dengan Dinas Kesehatan telah mengambil sampel abon ikan untuk diuji di laboratorium di Mataram.” Sisa dari abon ikan yang belum sempat terjual dan dikonsumsi telah diambil oleh Puskesmas Keruak  dan selanjutnya akan diuji di laboratorium,” kata Kasi Humas Polres Lotim IPTU Nicolas Oesman.

Baca Juga :  Bendahara UPT Dikbud Pringgasela Diganjar 7 tahun Penjara

Disampaikannya, kasus keracunan ini bermula ketika para siswa membeli abon ikan yang dibuat oleh Rumiang, warga Dusun Lungkak Desa Ketapang Raya. Abon tersebut dijual oleh cucunya ke para siswa dengan harga Rp 1.000 ribu per bungkus. Setelah memakan abon ikan tersebut, siswa mengalami keracunan.” Para siswa yang keracunan  mengalami mata merah, kulit gatal, sakit perut,mual- mual dan pusing,” terangnya.

Beberapa orang telah diperbolehkan pulang dan rawat jalan karena kondisi mereka telah dinyatakan membaik.”Dari hasil uji laboratorium itu nanti akan kita ketahui zat apa yang terkandung dalam abon ikan tersebut,” tandasnya.

Sementara itu Sekretaris Dikbud Lotim Yulian Ugi Lusianto meminta jajaran nya lebih memperketat pengawasan terhadap jajanan yang dibeli dan dikonsumsi para siswa. Hal tersebut penting dilakukan supaya kejadian serupa tidak kembali terulang.” Ini tentunya menjadi atensi kita bersama. Karenanya kita telah menyiapkan surat edaran untuk diberikan semua sekolah meminta supaya melakukan  pengawasan terhadapp jajanan yang dikonsumsi para siswa,” terang Ugi.

Baca Juga :  Diduga Gelapkan Aset, Politisi Gerindra Lotim Dipolisikan

Kasus keracunan makanan terhadap para siswa ini beberapa kali terjadi di Lotim. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian semua pihak.”Jangan berikan siswa sembarangan mengkonsumsi jajanan termasuk juga supaya  lebih memperketat masyarakat yang berjual di sekolah,” tutupnya.

Kadis Kesehatan Lotim H. Pathurrahman  mengatakan pihaknya telah memerintahkan petugas untuk mengambil sampel makanan yang dikonsumsi para siswa. Sampel makanan atau abon ikan itu dibawa ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Mataram untuk diuji.” Kita juga telah berkoordinasi dengan Dikes NTB membahas kasus keracunan para siswa kita ini,” ungkap Pathurrahman.(lie)

Komentar Anda