KPU Dituding Jegal Difabel Maju di Pilkada

PROTES: Relawan bakal kandidat calon independen Bajang Toni saat menggeruduk kantor KPU Lombok Tengah, Selasa (14/5). (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYA – Puluhan massa yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Masyarakat Senang-Senang (AMS2) mendatangi kantor KPU Lombok Tengah, Selasa (14/5). Mereka merupakan relawan Ahmad Fatoni alias Bajang Toni yang sedianya berencana maju di pilkada Lombok Tengah melalui jalur independen.

Mereka datang untuk melakukan aksi protes sebagai bentuk kekecewaan atas kurangnya sosialisasi terhadap pendaftaran bagi calon perseorangan atau independen. Pasalnya mereka sudah mengumpulkan banyak kartu tanda penduduk (KTP) tapi ternyata saat ini pendaftaran dari jalur perorangan sudah ditutup.

Relawan Pendukung Bajang Toni, Lalu Debi Margadi menuding KPU seolah-olah sengaja menjegal calon independen. Tanpa ada sosialisasi yang masif, tiba-tiba pendaftaran sudah ditutup. Padahal masyarakat sudah banyak mengumpulkan KTP untuk mendukung Bajang Toni. “Bagaimana mau meningkatkan tingkat partisipasi pemilih kalau tahapan pemilu saja tidak dilakukan sosialisasi oleh KPU. Padahal kalau KPU menginginkan tingkat partisipasi pemilih tinggi maka KPU harus bekerja lebih profesional dan lebih terbuka dalam hal informasi. Tahapan pembukaan calon independen terkesan sangat tertutup,” sesal Lalu Debi Margadi.

Dia lantas mempertanyakan anggaran sosialisasi kaitan dengan tahapan pemilu ini, karena seharusnya KPU masif melakukan sosialisasi baik menggunakan media ataupun yang lainnya. Agar masyarakat mengetahui berbagai tahapan yang ada tanpa harus terkesan disembunyikan agar tidak ada calon independen yang mendaftar. “Masyarakat butuh pencerahan dan sejatinya calon independen ini dihajatkan untuk orang-orang yang tidak mampu melalui jalur partai. Tapi ini kesannya ada penjegalan karena calon independen pendaftaran hanya dibuka empat hari. Di satu sisi, persyaratan calon independen cukup berat mulai dari mengumpulkan KTP, belum lagi kita input dan lainnya,” terang aktivis yang karib disapa Amaq Ketujur ini.

Baca Juga :  Satgas Saber Pungli Pantau Pengelolaan Parkir dan Pelayanan MPP

Dia mengaku akan mendaftarkan calon mereka pada Juni mendatang, namun pihaknya bersama relawan merasa kaget karena tiba-tiba mendapatkan informasi jika pendaftaran sudah ditutup. “Kita tidak diberikan informasi kapan dibuka karena tidak ada di berita. Kasihan masyarakat apalagi kita sudah kumpulkan KTP,” ketus Amaq Ketujur.

Relawan Bajang Toni, Amaq Ohan menyatakan, dengan tidak adanya sosialisasi yang dilakukan KPU, maka ada kesan jika KPU sengaja menjegal Bajang Toni yang notabennya seorang difabel untuk maju di pilkada mendatang. Padahal seharusnya KPU bisa terbuka karena semua orang berhak untuk dicalonkan, termasuk difabel dan orang miskin. “Ketika kami mengusung calon kami yang notabennya seorang difabel dan miskin, maka jangan sampai KPU punya misi terselubung untuk menggagalkan calon bupati independen ini. Maka kami hadir untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa siapa saja boleh mengikuti tahapan ini,” cetusnya.

Baca Juga :  Jaksa Kantongi Calon Tersangka Proyek Jalan TWA Gunung Tunak

Komisioner KPU Lombok Tengah, Lalu Sopan Tirta Kusuma menanggapi, bahwa pihaknya dari jauh hari sudah melakukan sosialisasi kaitan dengan jalur perseorangan ini melalui media sosial (medsos) resmi KPU sesuai dengan aturan yang berlaku. Tapi sampai batas terakhir pendaftaran pada Minggu kemarin ternyata tidak ada satupun yang mendaftar. “Memang ada yang datang tapi belum mengambil akun Silon. Yang jelas kita sudah lakukan sosialisasi sesuai dengan juknis yang ada, kalaupun dianggap sosialisasi terlalu pendek karena memang itu sesuai aturan. Yang jelas kami selalu sampaikan dan bahkan pantau medsos kami dan untuk calon perseorangan ini sudah jauh-jauh hari kita sosialisasikan,” terangnya. (met)