AAF dan Budpar Gelar Workshop Pariwisata

SELONG—Alumni Penerima Beasiswa Australian Awards Fellowship (AAF) bekerjasama dengan Dinas Budaya dan Pariwisata (Budpar) Lotim, Selasa (18/5). Kedua belah pihak menyelenggarakan workshop tentang pariwisata di Sambelia.

Kegiatan yang bertempat di Kantor Desa Labuhan Pandan Sambelia ini diikuti oleh para pelaku dan kelompok sadar wisata. Diantaranya meliputi boatman serta guide dari dua desa Labuhan Pandan dan Padak Goar.

          Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Budpar Lotim, serta mantan Kadis Budpar H Gufranudin, Camat Sambelia dan Kades Labuhan Pandan dan Padak Goar. Sementara pemateri adalah ahli perencanaan pariwisata  dan lingkungan hidup, Paul Summers dari lembaga Pauls Summers Planing Stratgies (PSPS) dari Australia dan juga Ketua Pusat Penelitian Pesisir dan Pantai dari Unram, Dr Imam Bachtiar.

          Kegiatan ini mengangkat tema Lombok Timur a future with tourism or tourism future. Kegiatan ini berlangsung sehari dan diikuti sekitar 50 orang dari dua desa Labuhan Pandan dan Padak Goar. Yang menjadi topik pembicaraan adalah tentang keberadaan tiga gili yang ada di seputaran Labuhan Pandan dan Padak Goar yang memiliki potensi terumbu karang terbaik di NTB.

Baca Juga :  Tranform Gelar Workshop P2SP Bersama Tiga Desa di Lotim

          “Terumbu karang di sekitar gili-gili yang ada di sini merupakan yang terbaik di NTB. Baik  dari segi jumlah  dan jenis, kualitas, keindahan, keshatan dan sebagainya disini merupakan yang terbaik dan ini merupakan potensi yang sangat menjanjikan bagi daerah ini untuk dikelola dengan baik,” kata Dr Imam Bachtiar.

Potensi ini, lanjutnya, sangat menjanjikan bagi pengelolaan pariwisata masyarakat Desa setempat bila dapat dikelola dengan baik. Pihaknya merekomendasikan pengelolaan pariwisata di daerah ini dilakukan sendiri oleh masyaralat setempat, tidak seperti daerah lain yang pelakunya adalah orang luar. Sementara masyaralat lokal hanya sebagai penonton dan bahkan terusir. “Kami menyarankan agar masyarakat tidak tergiur untuk menjual tanahnya pada para investor, melainkan akan menjadi modal mereka untuk mengajak orang luar kerjasama dalam pengelolaan nantinya,” jelasnya.

          Sementara itu, Paul Summer mengatakan, bahwa kondisi pantai Labuhan Pandan  dan Gili Lampu dan Bidara sama dengan Noosa (pulau kecila atu gili) yang berada di Negara Bagaian Queensland Australia. Dimana daerah itu kini tertata dengan sangat baik dengan mengedepankan kualitas pariwisata, bukan pada kwantitas kunjungan.

Baca Juga :  Kisah Baiq Nuril Terdakwa Pelanggaran UU ITE Saat Menjalani Hidup di Tahanan

          “Kita mulai dengan perencanaan yang baik dan dilakukan bertahap dari hal-hal yang kecil, sehingga kedepan masyarakat yang tadinya tidak paham akan menjadi paham dan menyadari pentingnya program ini,” jelasnya.

Yang terpenting dari upaya penatan ini adalah masyarakat didampingi dan diajarkan tentang berbagai hal yang menyangkut pariwisata. Dengan langkah itu diyakini wisatawan senang untuk datang meski harus  membayar mahal, karena kualitas yang disediakan.

          Sementara itu, Kadis Budpar Lotim, Khairil Anwar mengatakan, Dinas Pariwisata Lotim akan terus bekerja keras guna membangun pariwisata Lotim bisa maju dan berkembang bagi peningkatan kesejahtraan masyarakat Lotim. “Kita sudah mengeluarkan regulasi berupa Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah pada tahun 2015 dan ini sebagai salah satu  bentuk eksekusinya,” katanya. (lal/adv)

Komentar Anda