HARUM Abadikan Para Tokoh Lokal untuk Nama Jalan di Mataram

PARA TOKOH: Ilustrasi para tokoh yang turut mewarnai sejarah Kota Mataram, mulai Wali Kota Mataram pertama HL Mudjitahid, Gubernur NTB pertama H Ruslan Tjakraningrat, dan Gubernur NTB kedua HR Wasita Kusumah. (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM—Kota Mataram merupakan tempat bersejarah yang telah tumbuh sebagai kota kosmopolitan jauh sebelum abat ke 17. Kota ini berkembang sebagai regional hub bagi perdagangan dunia dengan bandar-bandar lautnya yang terbuka. Sejak zaman itu, ribuan tokoh datang dan pergi dan meninggalkan banyak jejak positif bagi pembangunan Mataram.

Namun demikian nama dan pengabdian mereka nyaris terlupakan di generasi sekarang. Karena itulah penting untuk memberi tempat yang layak bagi para tokoh perintis yang berjasa terhadap pembangunan Mataram. “Ini penting agar generasi mendatang tidak lupa sejarah. Agar kita dapat mengambil pedoman  dari perjuangan tokoh-tokoh masa lalu,” ujar calon Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana.

Karena itulah sebagai salah satu bentuk penghargaan, H Mohan ingin mengabadikan nama-nama tokoh tersebut sebagai nama-nama jalan maupun tempat publik di Mataram.

Harapannya dengan pengabadian itu, generasi mendatang akan paham mereka punya pahlawan-pahlawan lokal yang telah berjuang membangun daerahnya. “Agar warga Mataram bangga kepada local-local heroes (tokoh-tokoh lokal) dan menjadikannya tauladan,” sambungnya.

Dari masa pra kemerdekaan misalnya, terdapat sejumlah nama tokoh sejarah yang namanya terlupakan. Misalnya Raja Mataram Gusti Wayan Tegah, Syahbandar Ampenan Said Abdullah hingga anak dari putra mahkota Mataram yang juga murid dari Guru Bangkol, Raden Sumantri alias Datu Pangeran.

Sementara nama-nama tokoh Eropa yang melekat dengan Mataram dari zaman itu, ada nama Mads Lange dari Denmark, GP King dari Inggris hingga Mayor Jenderal Van Ham, pimpinan militer Belanda yang meregang nyawa saat menyerbu Mataram 1894.

Kemudian dari masa setelah kemerdekaan sejumlah tokoh lokal juga tak kalah banyak. Misalnya kepala pemerintahan Lombok, Mamiq Ripaah, Kemudian Gubernur NTB H Ruslan Tjakraningrat, HR Wasita Kusumah hingga Wali Kota Mataram pertama HL Mudjitahid.   Ini belum termasuk para tokoh agama yang  hingga kini meninggalkan banyak jejak hal dalam sejarah Mataram.

“Mereka adalah tokoh-tokoh besar yang meninggalkan sejarah tersendiri bagi peradaban Mataram. Setidaknya mereka patut dikenang agar kita bisa memetik pelajaran untuk menata masa depan,” imbuhnya.

Lalu bagaimana prosedur pengubahan nama jalan. Nantinya akan ada unit khusus di Pemkot Mataram yang akan melayani permohonan pengusulan nama jalan. Usulan dapat datang dari pemerintah atau kelompok warga. Nantinya panitialah yang akan mengkaji kelayakan nama tokoh tersebut sebagai nama jalan. Kemudian melakukan audiensi dan sosialisasi dengan warga sekitar sebelum perubahan nama jalan diberikan.

“Misalnya warga Pejeruk ingin mengganti nama jalan di sekitar itu dengan nama Tuan Guru Muhammad Amin silakan diusulkan. Nanti kita rembukkan bersama,” imbuhnya.

Bukankah di Mataram sudah ada jalan yang diambil dari nama tokoh Lokal?. Terkait hal ini, H Mohan menambahkan, saat ini sejumlah tokoh lokal memang sudah diabadikan sebagai nama jalan. Namun jumlahnya masih terbatas.

“Saya membayangkan kebanggaan warga Mataram akan semakin tinggi jika nama tokoh atau guru mereka diabadikan sebagai nama jalan. Ini juga penting agar kita mau mengenang sejarah masa lalu kita. Jadi kedepan warga Mataram tidak hanya mengenal tokoh tokoh nasional tapi juga memberi ruang penghargaan bagi tokoh tokoh lokal yang telah berjuang di masa lalu,” tutupnya. (gal/*)

Komentar Anda