Faterna Unram Kembangkan Susu Kerbau Jadi Keju Lunak

Susu Kerbau Jadi Keju Lunak
Proses pembutan keju lunak, menggunakan technology sederhana, dan proses cara mengambil getah pada tanaman, dan yogurt tawar untuk menjadi tambahan dari pembuatan keju tawar. (HISNAINI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Mahasiswa dan dosen Fakultas Peternakan Universitas Mataram (Unram) berhasil membuat perahan susu kerbau menjadi keju lunak. Produksi susu kerbai menjadi keju lunak tersebut dikembangkan mahasiswa Fakultas Peternakan Unram dalam kegiatan pengabian kepada masyarakat  yang dilaksanakan di Jerowaru, Lombok Timur.

Ketua tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Peternakan Unram Dr Baiq Rani Dewi Wulandari mengatakan, dalam program pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Fakultas Peternakan bersama dosen pembimbing memberikan pelatihan kepada masyarakat di Jerowaru untuk memproduksi susu kerbau diolah menjadi keju beku.

BACA JUGA: Batik Sasambo Kini Dapat Angin Segar untuk Bangkit

“Kebetulan juga di Jerowaru ini memiliki banyak hewan kerbau yang cukup banyak dimiliki masyarakat. Maka masyarakat diberikan pelatihan untuk memproduksi keju beku dari bahan baku susu kerbau,” kata Rani Dewi didampingi tim lainya dari dosen Fakultas Peternakan Unram, Dr H Syamsuhaidi, Senin kemarin (12/11).

Menurut Rani Dewi, di Jerowaru memiliki potensi ternak hewani yang luar biasa menjadi sumber protein hewani, yaitu kerbau. Di Jerowaru tercatat ada 397 ekor kerbau yang terdapat di Desa Panda Wangi. Produksi susu kerbau ini cukup berlimpah ketika musim hujan. Hanya saja, ketika produksi susu melimpah, justru tidak bisa dimanfaatkan dengan baik, seperti di olah menjadi produk pangan bernilai ekonomi dan menyehatkan.

Melihat potensi tersebut, Fakultas Peternakan Unram kemudian hadir melalui program pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat untuk memanfaatkan susu kerbau tersebut untku diolah menjadi keju beku. Terlebih lagi, di wilayah Jerowaru memiliki anak dengan gizi buruk juga cukup tinggi.

“Olahan susu kerbau menjadi keju beku ini bisa dikonsumsi oleh penderita gizi buruk. Kami dari Unram hadir untuk memberikan solusi ini sejak tahun 2010 di Jerowaru,” ujar Rani Dewi.

Lebih lanjut Rani Dewi mengatakan, bahwa Fakultas Peternakan Unram sudah hadir sejak tahun 2010 di Jerowaru. Dengan menerapkan sentuhan teknologi dalam pengolahan susu kerbau menjadi keju beku menjadi pangan yang memiliki gizi yang bagus untuk kesehatan, utamanya dalam menekan jumlah penderia gizi buruk.

Pemilihan susu kerbau, karena sangat istimewa jika dibandingkan dengan susu sapi. Jika dibandingkan dengan susu sapi, maka susu kerbau ini cream-nya lebih banyak untuk menjadi produk olahan seperti keju lebih cocok. Karena dari susu kerbau saja jika ingin membuat keju 5 liter susu kerbau bisa menghasilkan 1 kilo keju. Sementara susu sapi 8 liter baru bisa menghasilkan 1 kilo keju.

Selain itu, kandungan kolestrol susu kerbau juga lebih sedikit dibandingkan dengan susu sapi. Sehingga sangat menguntungkan sekali dari sisi kesehatan. Selain bisa digunakan untuk produk keju, juga bisa menjadi produk olahan mentega.

“Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai disini saja, tetapi ada kesinambungan terus menerus. Sehingga masyarakat setempat bisa memanfaatkan sumber daya hewani,” ujarnya.

Sementara itu, Dr H Syamsuhaidi berharap masyarakat faham bagaimana cara proses pembuatan pangan olahan susu kerbau menjadi keju beku. Termasuk pencampuran bahan bahan baku yang dibutuhkan dalam pengolahan selain susu kerbau.

“Kita behrarap masyarakat bisa memproduksi keju beku ini, sehingga anak-anak juga suka, karena bisa variant rasa untuk kedepannya menekna jumlah anak stanting atau gizi buruk,” harapnya.

BACA JUGA: Bawang Merah NTB Berpeluang Ekspor

Syamuhaidi mengaku sampai saat ini produk olahan susu keju ini belum di perjualbelikan. Karena masih pada tahap pembinaan untuk masyarakat. Langkah berikutnya akan ada bimbingan sampai pembentukan kelompok usaha bersama (KUBA), sehingga nanti ada bimbingan tehnis juga, salah satunya memberdayakan ibu rumah tangga untuk mendapatkan penambahan penghasilan.

“Untuk saat sekarang ini masih konsumsi bagi diri sendiri terutama untuk anak-anak mereka, sehingga bisa menjadi berkembang kedepannya,” tutup Syamsuhaidi. (cr-isn)

Komentar Anda