Keindahan Gunung Rinjani sudah tersohor ke seantero jagad raya sejak dulu kala. Namun, Provinsi NTB sebagai daerah yang telah medeklarasikan diri mengusung brand wisata halal, bagaimana penerapannya di kawasan Geopark Dunia itu? Berikut penelusuran Radar Lombok.
* AZWAR ZAMHURI – LOMBOK TIMUR *
JARUM jam menunjukkan pukul 10.00 Wita ketika Radar Lombok tiba di tempat pendaftaran pendakian Gunung Rinjani belum lama ini. Ratusan orang tengah sibuk di tempat yang masuk wilayah Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur itu. Para pendaki terlihat berkelompok dengan rombongannya. Ada orang lokal, luar daerah dan juga wisatawan.
Rinjani, memang telah menjadi salah satu destinasi yang berhasil menyedot wisatawan dari berbagai belahan dunia. Menuju pos I, rute tidak begitu menantang. Namun keindahan alam sudah terbentang. Masih banyak orang yakin, melihat Rinjani artinya menyaksikan kebesaran Tuhan. Semua itu benar adanya, mata pengunjung atau pendaki akan langsung disambut bukit-bukit berlukis mengagumkan.
Kawasan gunung Rinjani memiliki banyak destinasi wisata yang menjadi daya tarik pengunjung. Selain keindahan alam yang tiada tara di tanah Gumi Gora, ada juga danau Segara Anak, Pemandian Air Kalak, Gua Susu dan lain-lain. Seperti destinasi wisata lainnya, mayoritas pengunjung beragama muslim. Inilah yang menjadi salah satu pendorong, NTB serius mempersiapkan wisata halal. Umat muslim yang datang, bisa dengan mudah dan nyaman menjalankan kewajibannya kepada Tuhan.
Brand wisata halal yang telah mengharumkan nama NTB di kancah nasional dan internasional, sayangnya tidak ditemukan pada objek wisata di Gunung Rinjani. Pengunjung justru akan menemukan hal-hal yang sebaliknya. Sepanjang rute perjalanan menuju puncak Rinjani, danau Segara anak dan lain sebagainya, pengunjung tidak akan menemukan petunjuk arah kiblat. Tempat wudlu pun tidak tersedia, apalagi untuk salat.