MATARAM – Sebanyak 27 murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 28 Mataram Lingkungan Karang Anyar Kelurahan Pagesangan Timur terpaksa ditangani petugas medis Puskemas Pagesangan karena keracunan setelah makan Cilok yang dijual di depan sekolah mereka.
Kejadian ini terjadi sekitar pukul 10.00 Wita kemarin saat para murid keluar main. Mereka ramai-ramai membeli Cilok ke pedagang bernama Saiful Ma'in. Setelah makan tiba-tiba saja mereka mengalami mual, mules, muntah dan pusing-pusing.”Saya muntah-muntah, kepala pusing dan sakit perut,” ungkap Andrian, salah satu korban Cilok kepada Radar Lombok.
Awalnya satu murid mengeluh sakit perut ke salah satu gurunya. Guru yang mengetahui kejadian tersebut kemudian memberikan pertolongan dan pengobatan pertama di sekolah. Namun, beberapa menit kemudian jumlah murid yang mengaku perutnya sakit semakin bertambah. Setelah ditanya penyebab mereka mengalami sakit perut sebagian besar murid mengaku sakit perut setelah mengkonsumsi Cilok yang mereka beli di depan sekolah.
Murid yang keracunan terdiri dari murid kelas II sampai kelas VI. Setelah mendapat informasi, para orang tua murid berdatangan ke sekolah. Salah satu orang tua murid, Ahmad, mengatakan, kejadian ini menjadi pelajaran bagi pihak sekolah. Ia meminta sekolah bertindak tegas terhadap penjaja makanan di luar sekolah. “ Sekolah sudah memiliki kantin sehat, karena jajanan yang diluar ini sangat berbahaya,” katanya.
Para orang tua melaporkan kejadian ini ke Polsek Mataram. Penjual Cilok langsung setelah mengetahui dagangannya membuat masalah.
Ahmad menceritakan, para orang tua murid sempat mencari pedagang Cilok itu, namun tidak berhasil. Kasus ini membuat sekolah menghentikan aktivitas belajar-mengajar. Tim medis dari Puskesmas Pagesangan langsung turun ke sekolah. Para murid diinfus dan diberikan obat. Beruntung tidak ada korban jiwa.
Salah satu perawat Puskesmas Pagesangan, Yatmi, mengatakan, dugaan sementara murid-murid tersebut mengalami keracunan, namun masih perlu pemeriksaan di laboratorium untuk memastikannya. “Ini baru dugaan sementara, untuk memastikan tim masih akan melakukan uji laboratorium sampel makanan yang dikonsumsi para pasien, kita akan ajukan sampelnya ke Dikes Mataram,” pungkasnya.
Kepala Bidang Dikdas Dikpora Kota Mataram H. Zainal Arifin mengatakan, pihaknya telah menerima laporan secara lisan terkait kasus ini.” Kita sudah ingatkan semua sekolah untuk tidak membiarkan penjual sembarangan berjualan di di depan sekolah,” ungkapnya.(dir/cr-mi)